BAB III
Analisa penolakan/penerimaan
film
(Reject FILM Analysis)
•
Pengertian :
• Reject Analysis : The
study of repeated radiographs to determine the causes for their being
discharded (Ballinger, 1986)
•
Pembahasan mengenai
peningkatan mutu radiografi dengan berbagai permasalahannya telah dibahas oleh
beberapa ahli antara lain dikemukakan oleh :
•
Racovianu (1983),
mengemukakan tentang peranan radiografer dalam meningkatkan efesiensi
diagnostic imaging.
•
Susan watkinson &
Michael Moores (1984), menguraikan tentang “Reject Analysis” peranannya dalam
peningkatan mutu radiografi.
• Thornhill (1987),
membahas tentang keterkaitan berbagai faktor dalam peningkatan mutu radiografi.
• Dari beberapa kajian
yang dikembangkan tadi, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
mutu radiografi dan untuk meningkatkannya perlu dicari faktor-faktor
penghambatnya secara pasti.
•
Salah satu metoda yang
akan diuraikan adalah Reject Analysis.
•
Reject analysis yakni
analysis dari foto rontgent yang ditolak dan diulang karena tidak memenuhi
syarat untuk keperluan diagnosa.
•
Reject analysis
merupakan gambaran secara umum/kasar untuk menemukan penyebab
ditolak/diulangnya foto rontgen tersebut, jadi bukan merupakan parameter pasti.
•
Sebaiknya menurut
Watkinson dan Moores
(1983), untuk mendapatkan data yang akurat harus menganalisis secara rinci
faktor-faktor yang terkait dengan kualitas radiografi secara keseluruhan.
•
Sasaran reject analisis
mencakup 2 hal pokok :
•
Standardisasi kualitas.
•
Mencari penyebab
penolakan dan pengulangan foto.
PELAKSANAAN REJECT ANALYSIS
•
Reject analysis
merupakan penelitian yang kontinyu dan si peneliti sebelumnya perlu menguasai
tentang keadaan umum komponen2 yang akan diteliti antara lain keadaan pesawat
rontgen, film, screen, grid, procesing unit, teknik radiografi dan tenaga yang
bekerja pada unit yang akan diteliti.
•
Dengan menggunakan
formulir isian yang telah disiapkan mendata setiap hari dari :
•
Total dari foto yang dibuat dari tiap ruangan.
•
Reject dan repeat film
dari masing-masing ruangan.
•
Reject dan repeat (penolakan
dan pengulangan) foto tersebut antara lain disebabkan :
•
Foto terlalu gelap.
•
Foto terlalu tipis
•
Kesalahan positioning
(teknik)
•
Kesalahan prosesing.
•
Pergerakan pasien.
•
Kesalahan pesawat
•
Kesalahan lainnya.
•
Data-data tersebut
dikumpulkan dalam satu kurun waktu tertentu misalnya 2 – 6 bulan.
• Selama itu dapat
dianalisis foto yang ditolak dan diulang untuk masing-masing jenis pemeriksaan,
untuk masing-masing ruangan dan bahkan untuk satu unit radiologi
•
Reject dan repeat
(penolakan dan pengulangan) foto tersebut antara lain disebabkan :
•
Foto terlalu gelap.
•
Foto terlalu tipis
•
Kesalahan positioning
(teknik)
•
Kesalahan prosesing.
•
Pergerakan pasien.
•
Kesalahan pesawat
•
Kesalahan lainnya.
•
Data-data tersebut
dikumpulkan dalam satu kurun waktu tertentu misalnya 2 – 6 bulan.
• Selama itu dapat
dianalisis foto yang ditolak dan diulang untuk masing-masing jenis pemeriksaan,
untuk masing-masing ruangan dan bahkan untuk satu unit radiologi
METODOLOGI
Populasi :
yang
dianggap sebagai populasi dalam penelitian reject analisis tersebut, yakni
semua jmlah dan jenis pemeriksaan yang ada di unit pelayanan radiologi yang
akan diteliti.
2. Sampel :
Sebaiknya digunakan sampel total.
3. Waktu peneliian :
2 – 6 bulan.
4. Instrumen :
Instrumen untuk penelitian ini menggunakan
formulir isian untuk mencatat hasil observasi peneliti waktu mengumpulkan data.
Teknik
Analisa data :
Karena
penelitian ini sifatnya survey, teknik analisis data menggunakan % (prosentase)
sebagai berikut :
a.
Untuk reject rate = A x 100%
A
+ B + C
b.
Untuk Repeat rate = B x 100%
A +
B + C
(Watkinsons
& Moores, 1984)
Keterangan : A.
ialah jumlah foto yang ditolak
B. ialah jumlah foto yang diulang
C. ialah jumlah foto yang baik
- Karena penelitian tentang reject analisis ini merupakan penelitian yang kontinyu dan dapat dilakukan berulang-ulang, untuk kebsahan hasilnya dapat dilanjutkan dengan apa yang disebut Meta Analysis.
- Meta Analysis yakni analysis dari beberapa hasil penelitian sejenis (Gene V Glass, 1987).
- Untuk kepentingan Meta Analysis perlu dicari :
- Mean dan Standars deviasi dari unsur kontrol (dalam hal ini mean dan standard deviasi dari jumlah seluruh pemeriksaan yang ada).
- Mean dan Standard deviasi dari unsur eksperimen (dalam hal ini mean dan standard deviasi Reject Analysis sebagai mean dan standard deviasi eksperimen
- Setelah diketahui mean dan SD tersebut digunakan rumus meta analysis (Glass, 1987), yakni :
ES = x E – x C
C
ialah effect size yakni besarnya
pengaruh.
x E ialah Mean Eksprimen. = RERATA JLH FOTO YG
DITOLAK
x C ialah Mean kontrol.= RERATA JLH FOTO YG DI BUAT
C ialah Standard Deviasi kontrol.
Effect Size
yang dianggap absah (Glass, 1987) yakni
X / 0.35
INTERPRETASI HASIL REJECT ANALYSIS
nDari
hasil reject analysis dapat diperoleh hasilnya sebagai berikut :
- Penyebab tertinggi dari foto yang ditolak dan diulang, seandainya hasil sdalah satu faktor ekstrim, misalnya prosessing fault, maka yang perlu diteliti lebih rinci yakni tentang prosessing sehingga diperoleh pemecahan masalahnya.
- Kalau ternyata hasil berjenjang, pengkajian difokuskan pada hasil yang dianggap tinggi sampai tertinggi.
Kalau hasilnya masing-masing faktor
merata maka perlu dikaji keseluruhan atau memperpanjang waktu penelitian.
i.
Metode dan prosedur analisa penolakan/penerimaan film
ii.
Hubungan program analisa penolakan penerimaan film dengan
program jaminan mutu/kendali mutu radiologi
No comments:
Post a Comment