QUALITY
CONTROL PADA PESAWAT CT SCAN
APA ITU QUALITY CONTROL ?
Apa itu quality control (QC) dan
bagaimana program ini berhubungan dengan penggunaan peasawat CT scan? untuk
pesawat CT scan, QC mungkin diartikan sebagai program berkala untuk menguji
kinerja pesawat CT scan dan membandingkannya dengan standar yang ada. Jika
pesawat CT scan bekerja optimal, kemudian langkah yang harus dilakukan adalah
mencari masalah yang timbul berkaitan dengan kinerja pesawat. Tujuan dari
program QC adalah memastikan kualitas yang baik dar hasil gambar CT scan.
Kualitas terbaik akan memberikan informasi maksimum kepada dokter radiologi,
meningkatkan keakuratan diagnosa dan akhirnya memberikan fasilitas maksimum
kepada pelayanan pasien.
Program QC ada dua bagian yaitu Quality Assurance dan Quality Control. Quality Assurance diperlukan
untuk mengukur kinerja pesawat CT scan serta untuk memastikan pesawat CT scan
bekerja dengan baik. Sangat disayangkan, Quality
Assurance tidak dilakukan jika standar yang dicari tidak ditemukan. Quality Control dilakukan untuk
menindaklanjuti langkah-langkah yang telah ditempuh dalam Quality Assurance jika standar tidak ditempuh. Kemudian langkah ini
diperlukan untuk menyelasaikan masalah.
Pengertian
ini tidak menjelaskan bagaimana program ini bekerja atau bagaimana menerapkan
QC pada pesawat CT scan. Meskipun pada akhirnya bab ini akan menjelaskan aspek-aspek
yang ada pada program QC untuk pesawat CT scan dan termasuk didalamnya
penjelasan tentang pengujian untuk membuktikan dari program QC. Penjelasan
tentang peralatan yang digunakan, secara garis besar cara pengukuran dan
petunjuk tentang menjelaskan hasil dari pengujian.
Bab
ini menjelaskan secara umum program QC yang dapat diterapkan pada semua sistem
pesawat CT scan. Bagian dari bentuk pesawat, yang secara harian program QC
digunakan dalam sistem pesawat CT scan. Terkadang, program QC dilakukan
pengujian pada phantom atau objek untuk menetukan teknik hasil pengujian
gambar. Beberapa masalah timbul pada softwarenya yang digunakan untuk mengukur
dan memberikan informasi pada operator.
Sayang
sekali, bentuk pengujian ini sering dibatasi oleh gambar dari satu atau dua
scanning. Adanya keterbatasan jumlah informasi yang dapat diperoleh dari
gambar. Penjelasan pengujian dalam bab ini dapat digunakan untuk menambah atau
memudahkan dalam jalannya pengujian. Informasi diperoleh dari pengujian
tambahan yang membuktikan manfaat dari penilaiannya, disamping itu tampilan
dari aspek pesawat CT scan. Beberapa pengujian didasarkan pada program QC yang
dikenalkan oleh literatur (Cacak dan Hendee, 1979; Cacak, 1985; Burkhart et al,
1987) yang dijelaskan di Report 99of the
Nastional Council on Radiation Protection and Measurement (1988). Lebih
lengkapnya dijelaskan pada Report 39
American Association of Physics in Medicine (1993). Walaupun pengujian ini
sama menjelaskan tentang jenis dan frekuensi pengujian QC yang bermacam-macam
dalam kemajuan teknologi saat ini. Baru saja, kemajuan teknologi pesawat CT
scan yang sangat signifikan dikenalkan CT scan spiral/heical. Kabel yang
menghubungkan disebut “wind-up” untuk mengatur pergerakan dan bagian yang tetap
dari pesawat CT scan yang dibatasi oleh sistem hubungan slip electrical atau
slip ring. Karena tidak ada kabel yang mengikuti dari pergerakan pasien, hal ini
tidak menjadi masalah untuk menghentikan atau menyalakan kedua kabel yang sama
setiap kali scanning. Oleh karena itu pada mesin pesawat, rem dan kopling harus
dibuat dengan penyinaran dan bagian yang bergerak dapat berputar dengan cepat,
yang membutuhkan waktu yang sangat singkat. Pesawat ini dapat membuat
perkembangan tabung sinar X (menggunakan detektor waktu) yang membutuhkan waktu
sekitar 0,5 detika atau kurang. Beberapa pesawat CT scan mempunyai dua atau
lebih detektor, yang dapat bergerak secara bersamaan pada saat scanning. Dengan
sistem multi detektor, beberapa gambar dapat diperoleh secara cepat. Sebagai
contoh, jika pesawat CT scan memiliki empat detektor dengan waktu scan 0,5
detik, yang kemudian delapan gambar didapatkan dalam waktu 1 detik. Hal ini
luar biasa lebih cepat dibandingkan dengan pesawat CT scan beberapa tahun
sebelumnya.
Dikarenakan
hubungan sliding electrical ini,
tabung sinar X dan detektor akan bergerak berputar tidak diperlukan salah satu
berhenti dahulu pada saat scanning berakhir. Jika diperlukan, tabung sinar X
akan berhenti menghasilkan sinar X pada saat kemajuan meja pemeriksaan pesawat
CT scan pada scanning berikutnya. Nyatanya, lebih dari pesawat CT scan tidak
dapat berhenti menghasilkan sinar X untuk mengerakkan meja pemeriksaan dan
pasien bergerak secara kontinue seperti halnya dengan gerakan tabung sinar X
berotasi dan data kemudian dikumpulkan. Susunan berkas sinar X mengintari
pasien seperti prinsip kerja penggunaan
sekrup yang sering disebut dengan spiral/helical
scanning. Hampir semua program QC menjelaskan hal yang diperlukan pada
sistem spiral/helical pesawat CT scan dan CT scan konvensional. Meskipun, pada
saat pengujian phantom, adanya kesejajaran phantom dengan berkas sinar X yang
lebih mudah didapatkan jika pengujian QC dilakukan pada meja pemeriksaan yang
diam, model single-scan. Untuk pengujian yang mengukur kinerja pada model meja
pemeriksaan diam yang lebih mirip yang dilakukan pada pesawat model
spiral/helical.
Secara
umum, standar yang benar untuk kinerja pesawat dapat dilampaui dengan
menggunakan pesawat CT scan. Sebagai contoh, pesawat CT scan mungkin dibutuhkan
untuk menentukan ukuran objek (baik besar atau kecil) dalam suatu gambaran.
Oleh karena itu, program QC menjadi standar dalam menentukan resolusi radiograf
yang baik dengan melihat dari kemampuan pesawat. Pesawat CT scan juga harus
dapat menghasilkan kontras resolusi gambar yang baik pada objek yang paling
kecil yaitu 0,75 mm. Jika hasil kinerja pesawat dibawah standar tersebut
(dipakai pada objek yang sangat kecil) sehingga pesawat CT scan harus segera
diatur dan diperbaiki.
Beberapa
pengujian ada yang terlalu komplek dan memerlukan terlalu banyak waktu untuk
kebutuhan sehari-hari. Tergantung pada kemampuan, tingkat kenyamanan dan waktu
yang dibutuhkan. Teknik QC
pengujian dapat dipilih tergantung kinerja dan frekuensi yang
dibutuhkan. Mayoritas pengujian dijelaskan
pada bab ini yang dibuat oleh ahli radiasi. Pengujian yang lebih komplek
dapat dilakukan oleh fisika medik.
Pengalaman
yang lebih diutamakan agar program QC lebih efektif. Pengujian ini harus
objektif, kuantitatif, mudah dan cepat. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa
pesawat dapat digunakan dengan baik, kemudian hasil tersebut akan dicatat. Jika
hasil yang ditunjukkan tidak berfungsi dengan baik, maka langkah alternatif
yang lain dapat dilakukan. Pengujian pada bab ini menyarankan untuk melakukan
langkah alternatif yang ada jika terjadi keterbatasan hasil yang didapat.
MENGAPA DILAKUKAN QUALITY CONTROL?
Jawaban untuk pertanyaan “Apakah
program QC diperlukan dalam penggunaan pesawat CT scan?” dan jawabannya adalah
“ya”. Kemajuan dari suatu rumah sakit atau klinik yang mengoperasikan pesawat
CT scan dan peralatan lain yang lebih
komplek memerlukan pengaturan dari program QC untuk meningkatkan kinerja
pelayanannya kepada pasien. Disamping itu, peraturan ini diperlukan untuk
standar kualitas dari hasil sinar X yang dihasilkan serta peralatan lain yang
berpotensial menyebabkan kerugian terhadap pasien jika kinerja pelayanannya
kurang optimal. Secara frekuensi program ini diperlukan oleh instansi yang
menggunakan CT scan untuk memeriksa peralatan secara periodik (harian, bulanan
atau bahka tiap tahun) dan akan dilakukan langkah alternatif lain jika standar
pengujian tidak ditemukan. Untuk mengetahui kinerja alat secara teratur, maka
program QC harus dilakukan.
Pada
masalah tentang pesawat CT scan, maka teknisilah yang akan melakukanya. Dengan
berbagai mekanikal dan bagian elektronik dibutuhkan dalam menghasilkan suatu
gambaran, terdapat kesempatan yang baik untuk menghasilkan kualitas gambar
untuk dengan tingkatan yang paling baik. Pada masalah mekanikal yang lebih
komplek diperlukan alat yang dapat lebih memperbaiki. Bagian elektronik dapat
merubah karakteristik serta arah yang diatur optimal. Pada saat terjadi
masalah, pesawat akan lama menghasilkan kualitas gambar dan hal ini terjadi
pada saat pesawat sedang diuji. Pada saat pesawat panas dan aliaran arus dapat
diperbaiki, akan tetapi maslah yang komplek harus diselesaikan terlebih dahulu.
Perbandingan data QC modern dengan data yang terdahulu dapat terlihat pada
kinerja pesawat yang kurang baik dimasa yang lalu.
Program QC dapat sangat penting di
berbagai aspek pelayanan pesawat CT scan. Sebagai contoh, jika data QC digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang sangat luas, pelayanan perseorangan akan lebih
baik untuk menyelesaikan masalah dalam menghasilkan kualitas gambaran. Jika
secara kuantitatif cara pengukuran dapat dirubah dalam menanpilkan pelayanan
pasien. Kebutuhan dalam memperbaiki akan lebih terlihat jelas dan keinginan
pesawat untuk diperbaiki akan menjadi kenyataan (“keinginan bahwa pesawat
bekerja seperti baru dibeli atau akan semakin baik di akhir Agustus”).
Sering
program QC hasilnya dapat menurunkan waktu scanning. Program QC
yang baik dapat dilakukan per minggu atau sebelum terjadi kerusakan pada
pesawat, dan harus diadakan penjadwalan servis pesawat secara berkala.
PRINSIP DASAR QUALITY CONTROL
Prinsip dasar dalam quality control adalah sebagai berikut :
1. QC
harus dilakukan secara teratur dan berkala. Idealnya, pengujian alat dilakukan
pada masing-masing pasien pada saat pemeriksaan. Frekuensi pengujiannya adalah
jika alat bekerja secara maksimal pada saat digunakan. Meskipun secara nyata
biaya yang dibutuhkan sangat banyak jika dilakukan pada saat pemeriksaan
pasien.
Hal ini
2. Prinsip
yang kedua yaitu mengiterpretasi secara cepat dalam mengukur. Data biasanya
digambarkan bahwa pesawat CT scan bekerja dengan prosedur spesifik. Akan tetapi
kesempatan tersebut tidak terjadi, yang mana secara nyata harus diatur dan
diperbaiki merupakan cara yang harus ditempuh. Cara ini mungkin dibutuhkan oleh
fisikawan, radiografer dan radiolog, atau mungkin unit lain yang tertarik untuk
mempelajarinya sehingga harus diperbaiki. Akan tetapi instasi tertentu
menganggap bahwa program QC harus dilakukan untuk mengatur hasil pengujian
dengan hasil yang sesuai untuk dibatasi. Beberapa mekanik harus ditempatkan
pada bagian program QC untuk menguji pesawat CT scan. Sebagi contoh, bentuk
data yang khusus pengujian yang sesuai dan terbatas sehingga diperlukan untuk
pembagian data. Dari perhatian terhadap hasil pengukuran, teknisi QC dapat
mengatur semua hasil yang dapat diterima. Metode lain yaitu dengan memasukkan
data kedalam komputer, kemudian perintah akan diterima komputer untuk
memisahkan data yang cocok. Yang harus dihindari yaitu memasukkan data kedalam
komputer tiap hari atau minggu.
3. prinsip
kerja yang ketiga yaitu melaksanakan program QC berdasrkan buku pegangan. Jika
waktu dan usaha telah ditempuh dalam pengujian ini, yang kemudian data yang
didapat dicatat. Hasil pengujian ini harus diatur dalam buku, data form atau
komputer untuk pengujian secara periodik, biasanya pesawat CT scan aktif dalam
waktu yang lama (life time). Menjaga catatan yang baik tidak hanya penggunaan yang
membosankan. Hasil pengujian ini akan dibuktikan jika unit yang dihasilkan
mengalami kesalahan fungsi untuk waktu yang akan datang. Perbandingan hasil
pengukuran yang dulu dengan yang sekarang dapat mudah dibedakan darai hasil
yang ditampilkan (sesuai dengan tingkatannya). Data ini juga membuktikan dalam
tutuntan yang mungkin timbul pada saat pembacaan gambar CT. Sebagai contoh,
jika pada proses pengadilan meningkat terikat pada interpretasi (kesalahan
intenpretasi) pada gambaran CT scan dan data dapat dihasilkan dari buku QC
untuk menampilkan fungsi CT scan pada
saat interpretasi, kemudian pesawat CT scan akan bekerja mengatasi kesalahan
yang timbul untuk interpretasi.
PENGUJIAN
QUALITY CONTROL UNTUK PESAWAT CT SCAN
Metode
ini dijelaskan pada bab ini yang memberikan prosedur yang detail pada saat
pengujian, peralatn yang dibutuhkan, interpretasi yang dihasilkan, beberapa
saran untuk dapat diterima dalam jumlah yang terbatas dan bagaimana pengujian
ini dilakukan. Langkah-langkah pengujian kurang lebih sangat penting, dengan
beberapa pengujian yang dilakukan dengan cepat dan mudah.
Memilih Teknik Yang Digunakan Untuk
Pengujian QC
Dalam memilih teknik untuk menguji
QC tergantung pada jenis pesawat CT scan dan jenis pengujian yang digunakan.
Beberapa variabel yang dipilih untuk masing-masing pengujian yaitu kVp, mA,
waktu scan, ketebalan, jenis algorithma, jenis filter sinar X dan ukuran focal
spot. Nilai yang dihasilkan kemudian digabungkan dengan teknik yang digunakan
dan cara terbaik dapat dilakukan dengan memilih satu atau dua teknik yang lebih
sensitif. Secara umum, teknik ini harus sama untuk hari ke hari. Meskipun, satu
teknik tidak sama dengan teknik yang lain. Cara yang baik ditempuh untuk
menggunakan teknik yang sesuai dengan frekuensi penggunaan sehari-hari. Satu
metode untuk memilih teknik QC yaitu yang lebih sering digunakan untuk
pemeriksaan kepala dan tubuh dalam pengujian ini. Beberapa pengujian harus
dilakukan dengan teknik ini, untuk lebih mengetahui terhadap deviasi yang
mungkin diberikanuntuk pengujian ini.
Frekuensi Pengujian
Cara ini biasanya terbatas pengujian
yang lebih komplek untuk setiap survey, kesempatan ini terjadi pada saat
pesawat CT scan diberikan tanda yang sesuai dan kesempatan berikutnya jika mengalami
kualitas gambar yang kurang yang tidak diduga. Cara ini baik untuk mengulang
pengujian yang dibutuhkan setelah memindahkan komponen utama seperti tabung
sinar X atau cara pengaturan. Jika gambaran CT scan digunakan secara
kuantitatif atau jika denganteliti gambar yang digunakan untuk membatasi
jaringan yang akan diperiksa (penggunaan pada biaopsi perawatan radioterpi),
frekuensi penggunaan yang sesuai harus dikembangkan.
Pengujian Teknik “Passing”
Apa
yang sesuai dengan keterbatasan? Bagaimana cara menyesuaikan nilai window untuk
masing-masing pengujian menjelaskan sebelum pesawat CT scan untuk dapat
diterima? Pertanyaan yang komplek ini tergantung jenis teknologi yang digunakan
untuk pengujian ini, jenis peralatan yang digunakan dan teknik yang digunakan.
Mungkin
lebih penting daripada nilai pengukuran variabel dirubah antara variabel dengan
pengukuran. Pesawat CT
scan dijalankan pada saat hari ini dan besok harus menghasilkan hasil yang sama
pada saat pengujian dilakukan. Setelah cocok maka keterbatasan dengan peraturan
pengukuran yang cepat dapat dikelompokkan terhadap nilai yang menyimpang.
Cerita lalu dapat diterima dengan baik dengan nilai yang dihasilkan. Jarak
termasuk dalam nilai yang lebih pada saat pesawat dijalankan optimal dapat
dengan mudah ditentukan dari peraturan yang lalu. Tentu, hal ini tedak
pernahsecara nyata CT scan berjalan secara optimal dimasa lalu ketika dianggap
baik. Tetapi jika membaca bagian ini unit akan merasa mendapatkan pesawat yang
dirasa baru atau percaya bahwa alat dapat berfungsi dengan baik.
PENGUJIAN QC
Pengujian QC
dijelaskan pada bagian ini. Saran yang diberikan tergantung pada bahan-bahan
berikut : phantom atau peralatan, hasil yang diharapkan, keterbatasan pengujian,
penyebab terjadinya kesalahan dan waktu pengujian.
TEST 1_ Nilai Rata-Rata CT
Number Air (Kalibrasi CT
Number)
-
Alat atau Phantom :
Plastik
silinder yang diisi air secara sederhana dengan diameter 20 cm. Phantom yang
diperdagangkan digunakan untuk pengujian ini, tetapi beberapa institusi
mempergunakan 1 galon plastik yang berisi cairan pemutih. Cairan pemutih ini
tentu dibuat sama dengan kandungan air pada phantom plastik.
-
Pengukuran :
Dilakukan
pada phantom air yang siap digunakan pad tiap teknik. Penggunaan bentuk ROI
tersedia pada layar monitor pesawat CT scan untuk memilih cara yang dapat
digunakan untuk menghasilkan nilai rata-rata CT number pixel yang ada pada ROI.
Perluasan derah ROI yang mana termasuk didalamnya 2 – 3 cm2 (sekitar
200 – 300 pixel). Posisi ROI dekat dengan pertengahan gambaran phantom dan
nilai rata-rata dari CT number.

Gambar
23-1. Gambaran phantom air. Dengan area ROI ditempatkan dipertengahan phantom
untuk menghitung nilai CT number dan nilai standar deviasi.
Dua
media yang menjadi poin kalibrasi untuk CT number adalah air dan udara.
Kesempatan biasanya (sekali dalam sebulan), pergerakan ROI disisi luar phantom
pada bagian gambar yang diketahui mengandung udara. Perhatikan nilai rata-rata
CT number pada udara. Hal ini harus ditempuh pada –1000 jika pesawat CT scan dikalibrasi
sebagaimana mestinya.
-
Hasil yang diharapkan :
Nilai rata-rata CT number air harus dibawah
nol.
-
Keterbatasan Pengujian :
Jika
nilai rata-rata CT number air lebih dari 3 CT number yang lebih dari nol (range
–3 sampai +3), pada pengujian pesawat CT scan. CT number dari udara adalah
–1000 sam pai ±5.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan
kalibrasi pada algorithma pada CT number. Jika pengulangan kalibrasi tidak
membantu, memberitahukan kepada penguji. Biasanya membentuk prosedur
pengulangan kalibrasi pada skala CT number.
-
Waktu Pengujian :
Disarankan
dilakukukan tiap hari.
TEST
2_ Standar
Deviasi CT Number Air
-
Alat atau Phantom :
Plastik
silinder yang diisi air secara sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang
sama digunakan pada Test 1).
-
Pengukuran :
Menggunakan gambar yang sama dengan Test 1.
Menggunakan
ROI pesawat CT scan yang tersedia pada monitor CRT pesawat CT scan. Pastikan
ROI dapat sesuai dengan standar deviasi yang ada dalam ROI. Perluasan derah ROI
yang mana termasuk didalamnya 2 – 3 cm2 (sekitar 200 – 300 pixel).
Posisi ROI dekat dengan pertengahan gambaran phantom dan menyesuaikan standar
deviasi CT number.
-
Hasil yang diharapkan :
Nilai CT
number yang berkisar antara 2–7. Nilai disesuaikan dengan dosis yang diterima
di area ROI, yang mana tergantung pada kV, mA, waktu scan, ketebalan, ukuran
phantom dan rekonstruksi algorithma. Standar deviasi pada CT number juga dipengaruhi
oleh posisi ROI. Sebagi contoh, standar deviasi yang paling rendah pada bagian
tepi dibandikan pada bagian tengah gambaran phantom. Pastikan teknik yang
digunakan sama setiap hari dan standar deviasi disesuaikan pada tempat yang
sama tiap harinya (pada pertengahan phantom).
-
Keterbatasan Pengujian :
Idealnya,
standar deviasi harus sangat rendah. Kenyataannya keterbatasan yang dihasilkan
harus ditentukan oleh pengukuran pada saat pemeriksaan masa lalu yang pada
akhirnya kinerja pesawat CT scan menjadi baik. Teknik yang digunakan harus
selalu sama tiap hari untuk mengukur standar deviasinya. Jika standar deviasi
mulai meningkat, hal ini indikasinya ditemukan adanya “noisier” pada gambar
dengan berbagai macam ukuran pixel CT number dan sangat rendahnya kontras
resolusi.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Yang
menyebabkan noisier gambar seperti rendahnya dosis (pada keluaran tabung sinar
X) atau meningkatnya noise yang disebabkan oleh detektor, amplifier atau A/D
converter. Dari hasil pengujian.
-
Waktu Pengujian :
Disarankan
dilakukan tiap hari.
TEST 3_ Peningkatan Kontras
Resolusi
-
Alat atau Phantom :
Meningkatkan
kontras resolusi (persentase kontras 10% sampai yang tertinggi) yang dihasilkan
pada gambaran phantom. Pengujian untuk meningkatkan nilai kontras, yaitu
diketahui dari pangukuran fungsi pengiriman modulisasi (MTF), secara cepat dan
mudah pengujian ini dilakukan dengan susunan MTF pada pengujian QC. Salah satu
susunan tersebut adalah adanya deretan lubang pada plastik, dapat terlihat pad
gambar berikut :

Gambar
23-2.
Susunan
lubang untuk mengetahui high-contras dari phantom air.
Masing-masing
deretan terdiri dari kumpulan lubang (berjumlah lima) dengan 2 diameter konstan pada setiap
deretan. Ukuran lubang akan semakin kecil pada setiap deretan. Jika lubang
dibor dari arkrilik dan diisi air maka persentase kontrasnya adlah 20%. Jika
lubang itu diisi udara nilai konrasnya adalah 100%. Salah satunya bahan
tersebut mengisinya dengan baik.
-
Pengukuran :
Ditunjukkan
pada gambar berikut :

Gambar 23-3. Gambar
CT scan dengan susunan high-kontras, dapat dilihat
dari anah panah tersebut diatas.
Dapat
terlihat dengan jelas dari deretan lubang. Lubang terkecil dapat terlihat
jelas, lebih baik terlihat pada tampilan gambar CT scan. Beberapa lubang
terlihat sedikit pada deretan gambran phantom. Hal ini biasanya disebut dengan
fenomena fase putaran dan tidak harus dihitung secara lengkat pada tiap
lubang.
-
Hasil yang diharapkan :
Pesawat CT
scan yang lebih modern memiliki high kontras dengan ketebalan yang semakin
kecil 1 mm pada pembutan gambar kepala. Oleh karena itu, high kontras akan
didapat dengan penghitungan lubang jumlah lubang tiap deretan yaitu 0,75 sampai
1,0 mm. Dengan teknik resolusi tinggi pada alat yang khusus, beberapa pesawat
dibentuk untuk menghasilkan resolusi yang semakin kecil 0.25 mm.
-
Keterbatasan Pengujian :
Nilai
dasar yang menentukan pada saat alat bekerja dengan baik yaitu menggunakan
phantom dan tidak ada lubang yang terlihat. Pangukuran yang baik ditandai
dengan nilai baseline yang akan datang. Berikutnya, pengujian dapat dibandikan
dengan hasilnya. Cara lain, yaitu dengan mengelompokkan bentuk untuk pengujian
menghasilkan nilai yang spesifikasinya semakin baik.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Semakin
luasnya area focal spot pada tabung sinar X, mesin terlalu panas sehingga
pergerakan gantry mengahasilkan ketidaksejajaran atau lemahnya komponen mesin,
vibrasi mesin atau rusaknya detektor yang digunakan. Jika resolusi mengalami
penurunan, menurut hasil pengujian
-
Waktu Pengujian :
Sebaiknya
dilakukan tiap bulan.
TEST 4_ Low Contrast
Resolution
-
Alat atau Phantom :
Penurunan
kontras dapat terlihat pada gambaran phantom. Pengujian yang mudah dan cepat
menghasilkan low kontras pada objek terlihat dari lubang (diameter 2-8 mm) yang
dilubangi dengan polystrene. Lubang diisi dengan cairan (biasanya air) yang
kemudian ditambahkan dengan bahan lain (metanol atau sukrosa) untuk
menghasilkan nilai CT number sebesar 0,5% yang dihasilkan dari bahan plastik
tersebut. Susunan dapat terlihat pada gambar berikut


Gambar 23-4. “Solid
plastic” model phantom yang digunakan pada pengujian low kontras yang terdiri
dari susunan lubang (face view) dimana lubang yang diisi cairan. Dengan nilai
resolusi sekitar 0,5%
Pada
tiap-tiap lubang memiliki diameter yang sama. Ukuran lubang akan semakin
mengecil. Pada gambar tesebut lubang tampak sama disekelilingnya (lubang
terlihat semakin rendah kontrasnya).
Teknik
lain yang sebagian menggunakan pengisian pada plastik yang kecil (seperti selaput
yang terbuat dari plastik). Kontras rendah pad gambar dihasilkan dari perbedaan
prinsip dimana phantom yang terbuat dari padatan plastik. Jenis phantom ini
terdiri dari susunan lubang yang berderet rapi. Garis bidang membran melintang pada phantom
dan kemudian dibenamkan di air. Berkas sinar pada pesawat CT scan digambarkan
pada gambar berikut :

Gambar 23-5. Volume
partikel yang terkandung dalam phantom membran sebagai pengujian low contrast.
Variasi
ketebalan plastik berpengaruh terhadap berkas sinar yang menembusnya, sehingga
kontras dapat dirubah-rubah.
Pada
kedua teknik ini, kontras objek sulit untuk dihitung. Pada pengujian QC teknik
ini dapat menghasilkan kontras yang konstan. Kontras yang dihasilkan harus dipilih
sesuai standar bahwa hasil pengujian harus menampakkan 50% dari lubang yang
ada. Pada tingkatan lubang yang digambarkan mengalami penurunan kontras yang
mana akan ditampilkan paling sedikit dua deretan lubang.
-
Pengukuran :
Pada
gambaran CT scan menentukan deretan lubang yang semakin mengecil, semua lubang
dapat terlihat jelas. Lubang yang paling kecil dapat terlihat menggunakan
teknik khusus, tampilan yang lebih baik pada pesawat CT scan. Salah satunya
sampel berupa “low-noise” dengan dosis yang tinggi dan “high-noise” dengan
dosis yang rendah. Pada low noise objek yang sangat kecil dapat terlihat.
Ditunjukkan oleh gambar berikut :
|
|


Gambar 23-6. (A). Low-noise, (B). High-noise
-
Hasil yang diharapkan :
Lubang
terkecil dapat dihasilkan pada pesawat CT scan yang terbaru dimana dapat
menghasilkan gambaran dengan diameter 4-5 mm atau kontras 0,5% pada objek yang
diuji. Mungkin hal yang terpenting yaitu alat dapat menghasilkan gambaran
lubang meskipun yang paling kecil selama alat bekerja dengan baik.
-
Keterbatasan Pengujian :
Semua
ukuran lubang dapat terlihat dengan berbagai teknik yang digunakan. Sebagi
contoh, jika sebagian volume phantom digunakan kontras akan tampak tergantung
pada ketebalan objek dan luas slice pada gambar. Disamping itu, peningkatan
nilai mA pada teknik ini akan menurunkan noise pada gambar dan lubang yang
terkecil dapat terlihat. Oleh karena itu, pemilihan teknik scan (biasanya pada
teknik pemeriksaan kepala) sangat berpengaruh jika alat yang digunakannya juga
baik sehingga dapat dibandingkan dengan nilai yang dihasilkan pad pengujian
sebelumnya. Teknik ini tidak harus dirubah dari hari ke hari. Penggunaan
algorithma dapat juga mengurangi nilai statistik fluktuasi yang ditampilkan
antar pixel. Algorithma ini menghasilkan gambar dengan standar deviasi yang
rendah dan biasanya menghasilkan kontras yang rendah. Oleh karena itu,
algorithma ini sangat penting untuk selalu menggunakan susunan rekontruksi
algorithma yang sama untuk membandingkan dengan pengulangan hasil dari
pengujian ini.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Nilai
noise yang tinggi biasanya menyebabkan kontras resolusi yang rendah. Dengan
meningkatkan noise sehingga menurunkan dosis, menurunkan nilai mA atau faktor
lain akan mengalami penurunan pad tabung sinar X, seperti lapisan tungsten.
Peningkatan noise elektronik akan terjadi dan noise yang disebabkan karena
detektor, amplifier, atau A/D converter. Penguji harus menginformasikan penurunan
kontras resolusi dan tindak lanjut terhadap hasil diagnosa.
-
Waktu Pengujian :
Disarankan
dilakukan tiap bulan.
TEST 5_ Alat Menghitung
Jarak
-
Alat atau Phantom :
Objek
yang digunakan dengan dua atau lebih objek yang kecil yang berhubungan dengan spatial
resolusi (jarak antar objek). Salah satu objek lebih lebar “+” dengan susunan
lubang kecil pada phantom plastik. Jarak antar lubang dengan lubang yang lain 1
cm, dan ukuran “+” cukup luas mengisi semua pada gambaran.

Gambar 23-7. Susunan lubang untuk mengukur distrorsi
gambar.
Beberapa
institusi telah menggunakn grid untuk untuk membatasi seperempat bagian gambar.
Seperempat bagian dari grid jenisnya menggunakan cahaya flurosensi, yang dibuat
agar sinar menyebar keseluruh bagian objek dengan jarak sekitar 0,5 inchi (12
mm). Dengan sejumlah usaha yang dilakukan, grid dapat digunakan atau tidak
digunakan sebagai bantuan objek phantom.
-
Pengukuran :
Penghitungan
jarak gambar biasanya pada layar monitor pesawat CT scna suadah tersedia,
menghitung jarak yang baik antara dua lubang yang dekan dengan tepi phantom,
salah satu dekat puncak dan dan yang lainya berada dibawah phantom.

Gambar 23-8. Pengujian jarak alat dengan menghitung jarak
dua lubang yang terpisah.
Pengujian
dilakukan berulang-ulang untuk mengukur dua jarak lubang yang bergerak ke kanan
dan kekiri. Jika memerlukan perhitungan secara diagonal dua jarak lubang dapat
dihitung dengan teori Pitagoras.
-
Hasil yang diharapkan :
Jarak
yang sesuai dengan pesawat CT scan dengan jarak yang telah ditentukan dengan
penghitungan jarak antara dua lubang.
-
Keterbatasan Pengujian :
Hasil
yang tidak sesuai, biasanya didapatkan 1 mm atau kurang dan merupak hasil yang
baik. Hasil yang lebih dari 2 mm harus diperbaiki lagi.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan
kalibrasi pada rekonstruksi algorithma. Jika bentuk yang diinginkan tidak
didapatkan maka dilakukan pengulangan kalibrasi algorithma.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
TEST 6_ Distorsi Pada Video
Monitor
-
Alat atau Phantom :
Beberapa
objek menggunakan jarak yang tepat dan susunan geometri yang teratur. Salah
satu susunan yang luas ditandai “+” dari objek phantom plastik, seperti pada
Test 5.
-
Pengukuran :
Menggunakan
aturan tekanan cahaya yang berlawanan pada video monitor, menghitung jarak antar
lubang (n = 3 – 5) pada posisi atas,
bawah, sisi kanan dan kiri gambar di video monitor pada saat pengujian.

Gambar 23-9. Distorsi pada video monitor
-
Hasil yang diharapkan :
Hasilnya
harus sama dengan ukuran objek (sama dengan jarak antar lubang) harus
menghasilkan gambar dengan ukuran yang sama pada berbagai lokasi di layar
monitor.
-
Keterbatasan Pengujian :
Jarak
yang baik untuk tiap lubang sangat diperlu diketahui di layar monitor. Akan
tetapi jarak yang sama harus pada ukuran yang sama pada semua titik dilayar
monitor. Sebagai contoh, 30 mm jarak objek dekat dengan bagian atas phantom
pada layar monitor akan tampak 17 mm, hal tersebut dapat dimaklumi dengan
mengartikan terjadi magnifikasi dari objek ke gambar yaitu 17/30. Akan tetapi
jika dengan teknik yang sama 30 mm pada objek dan pada monitor ditampilkan 12
mmdibawah gambar, maka magnifikasi tidak dikatakan konstan dan terdapat
distorsi pada monitor dari sisi atas ke bawah. Dari dua perhitungan tersebut
sangat sulit untuk menentukan perhitungan yang sesuai, panjang tambahan yang
sama harus diukur dari sisi kanan dan kiri pada monitor untuk menentukan empat
sisi yang berbeda. Perbedaan terbesar antara beberapa nial ukuran yang lebih
kecil dari 1% diameter phantom yang terlihat pada layar monitor. Sebagai
contoh, jika phantom dengan diameter 170 mm gambar pada monitor, hasil maksimun
yang harus ditempuh dari empat kali perhitungan adalah 170 mm x 1% = 1,7 mm.
Syaratnya adalah harus lebih rendah yang tampak pada layar monitor, jika tidak
distorsi terjadi semakin kuat.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Biasanya
distorsi terjadi akibat layar monitor itu sendiri. Beberapa jenis distorsi
dapat terjadi pada layar monitor. Biasanya hal ini disebabkan karena kesalahan
pengaturan tegangan atau nonlinieritas pada tegangan elektron phospor screen
pada layar monitor.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap bulan.
TEST 7_ Distorsi Pada Film
dan Hasil Hard Copy Yang Lain
-
Alat atau Phantom :
Sama
seperti pada Test 5 dan 6
-
Pengukuran :
Cetak
hasil pengujian dalam film. Pada film hitung dengan jangka lengkung (jika
diperlukan) nilai jarak n (n = 3 – 5) lubang yang dekat bagian
atas, bawah dan kedua sisi gambar untuk total empat pengukuran. Jarak antar
lubang pada film tidak terlalu penting, tetapi jarak yang sama harus diukur
sama semua titik pada film. Pengukuran jarak pada film sama dengan pengukuran
yang dilakukan pada distorsi video monitor.
-
Hasil yang diharapkan :
Jarak
antara dua lubang harus sama diberbagai sudut gambar phatom yang tampak pada
film.
-
Keterbatasan Pengujian :
Perbedaan
nilai yang dihasilkan dari empat sisi pengukuran yaitu kurang dari 1% diameter
phantom dihitung pada film. Sebagai contoh, jika diameter phantom pada film adalah 50 mm, perbedaan nilai yang
boleh dihasilkan adalah 50 mm x 1% = 0,5 mm.
Pengujian
ini penting terutama pada saat digunakan untuk mengetahui jaringan. Sebagai
contoh, jika gambar CT scan digunakan untuk perencanaan perawatan radioterapi,
sesuai dengan keterbatasan yaitu distorsi diharapkan hanya sedikit yang
ditemukan.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Ketidaksejajaran
atau salah pengukuran pada sistem optikal kamera film atau peralatan hard copy.
Video monitor dapat memperbaiki kesalahan pada hasil gambaran film, dan monitor
memiliki jenis distorsi yang sama dengan hasil output film. Nonlinier pada
kamera elektronik juga dapat menyebabkan terjadinya distorsi. Biasanya penguji
dapat mengatur peralatan ini secara mudah untuk mengurangi distorsi.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap bulan.
TEST 8_ Penurunan Nilai CT Number
-
Alat atau Phantom :
Plastik
silinder sederhana dengan diameter 20 cm (sama seperti phantom yang digunakan
pada Test 1).
-
Pengukuran :
Menggunakan
cara ROI yang ada pada pesawat CT scan. Menghitung nilai CT number udara pada
sisi atas, bawah, kanan dan kiri phantom.menggunakan luas ROI yang cukup untuk
menghilangkan bagian 200 – 300 pixel. Membandingkan dengan Test 1.
-
Hasil yang diharapkan :
Idealnya,
nilai CT number sama dengan nol.
-
Keterbatasan Pengujian :
Jika
nilai CT number pada semua sisi phantom berbeda lebih dari 5 CT number dari
rata-rata nilai CT number yang dikumpulkan dari semua pengukuran, kemudian akan
dihasilkan gambaran “flat”. Jika
nilai CT number tinggi di tengah dan rendah didekat dengan lingkaran phantom,
maka gambar disebut capping. Pada
nilai yang rendah di pertengahan phantom disebut cupping.

Gambar 23-10.
Menggunakan sistem ROI untuk mengukur kerataan “flatness”.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Capping dan cupping dihasilkan pada saat sinar X
menembus phantom. Dekat dengan tepi phantom sinar X tidak akan menembus terlalu
kuat (nilai rata-rata energi rendah). Untuk menembus pada titik tengah
diperlukan energi yang kuat untuk menghasilkan kekuatan untuk menembus
bahan.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
TEST 9_ Hasil Hard Copy
-
Alat atau Phantom :
Cara
mendapatkan gambaran gray-scale dari
suatu gambar dilakukan dengan menggunakan komputer atau alat lainnya dan film
densitometer. Tingkatan gambar pada step wedge dapat menunjukkan skala
keabu-abuan. Tiap-tiap step pada gambaran step wedge merupakan hasil berkas
sinar X yang menembus step wedge dengan jumlah yang besar. Semakin banyak
menyerap sinar X maka nilai CT numbernya semakin kecil pada gambaran stepnya
dan menghasilkan gambaran keabu-abuan. Setelah dihasilkan gambaran step
tersebut akan disimpan dan digunakan sebagai standar.
-
Pengukuran :
Secara
umum mengukur tingkatan keabu-abuan pada gambar. Menggunakan densitometer untuk
menghitung densitas tingkatan pada gambaran keabu-abuan alat step wedge. Menghitung
salah satu titik yang telah ditandai pada step ketiga gambar, yang dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar 23-11.
Hasil output film
pengujian menggunakan alat step wedge.
-
Hasil yang diharapkan :
Gambar
yang sama dihasilkan dengan alat hard copy pada masing-masing waktu. Tingkatan densitas
dihitung dengan menggunakan densitometer yang diukur pada tiap gambar.
-
Keterbatasan Pengujian :
Jika
pengukuran beda tingkatan densitas lebih dari 0,12 optical density (OD) dari standar yang telah ditentukan, yang
kemudian penyimpangan tersebut harus dicari dan diperbaiki.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Penyimpangan
OD film di kamera tersebut dapat ditemukan pada saat prosessing film. Meskipun
prosesor juga dapat menyebabkan penyimpangan, kemudian kamera harus diperbaiki
dengan alat tambahan. Alat tambahan tersebut adalah video monitor, laser atau peralatan
pencahayaan yang digunakan untuk mengekspose film.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
setiap bulan.
TEST 10_ Alat
Keakuratan Lokalisasi
-
Alat atau Phantom :
Pengujian
objek dengan target dapat dilakukan untuk melokaslisasi gambar dan mengetahui
ukuran objek yang dihasilkan seberapa jauh gambaran CT scan yang jauh dari
target. Salah satu contohnya yaitu phantom yang dibentuk dengan dua lubang yang
dilubangi pada plastik yang saling tegak lurus 450 satu sama lain
dengan sumbu gambar. Gambaran melintang yang tergambar akan dihasilkan seperti
yang tampak pada gambar berikut :

Gambar 23-12.
Gambaran susunan
target pada test localization.
Dua
lubang yang saling mengimbangi dan tidak saling berpotongan. Batasan target
dipertengahan titik dimana dua lubang yang ada untuk berpotongan pada gambar,
dan pada saat dilakukan scanning. Setelah gambaran CT scan dibentuk lubang
harus terlihat secara langsung saling berlawanan dengan garis yang sempurna
sejajar diantara masing-masing lubang. Jika terjadi penyeimbangan lubang, pada
scanning tidak akan terlihat dimana pada saat lokalisasi gambar terjadi.
-
Pengukuran :
Gambaran
phantom menggunakan alat lokalisasi (kadang disebut scout atau targeting
gambar). Menggunakan pengujian lokalisasi gambar ini, dilakukan pada pesawat
dengan single scanning ketebalan objek. Seperti terlihat pada pertengahan hasil
scanning antar bagian lubang. Dengan membuat gambar dan merekonstruksi gambar. Sangat
sedikit terjadi kedua lubang itu akan terlihat pada gambaran CT scan. Jika hal
itu terjadi, maka alat lokalisasi sangat sedikit diatur pada luas berkas sinar
tidak akan tertarik pada bagian plastik yang mana pada saat dilubangi. Jika
alat lokalisasi gambar dapat bekerja dengan baik maka gambaran lubang akan
terlihat jelas satu dengan yang lain.

Gambar 23-13. Contoh
gambaran slice CT scan pada saat lubang terlihat melintang. Jika dua lubang
sejajar bentuk lokalisasi pada target.
Jika
lubang tidak sejajar, maka pertengahan slice jauh dari target. Jarak antara
pertengahan gambar CT scan diposisikan dari pada target (antar bagian lubang)
dapat dihitung dengan mengukur jumlah kesetimbangan dua lubang pada gambar.
Menggunakan alat pengukur jarak pada video monitor (pengukuran dapat dibuat dengan
penggaris pada video monitor atau pada hasil hard copy jika tidak ada distorsi
pada alat ini dan jika menggunakan alat yang tepat untuk membuat magnifikasi
gambar), ukuran jarak dari ujung lubang ke ujung lubang yang lain (gambar
23-14). Tujuan dari perhitungan titik tengah pada slice CT scan dari target
yaitu sama dengan panjang L.
Lakukan
pengulangan pengujian pada slice width yang lain.
Catatan,
panjang lubang pada gambar dihitung dari awal ke akhir yang secara langsung
menghitung width pada slice CT scan. Lihat pada Test 14 untuk lebih jelasnya,
menjelaskan tentang mengapa hal ini bisa terjadi.


Gambar 23-14.
Menghitung nilai L untuk ketepatan
lokalisasi slice.
-
Hasil yang diharapkan :
Idealnya
gambaran lubang terlihat sejajar.
-
Keterbatasan Pengujian :
Jika
hasil pengujian nilai L 3 mm atau
lebih besar, alat lokalisasi rusak maka harus diperbaiki.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan
kalibrasi pada mekanisme posisi meja pasien, meskipun masalah software juga
dapat mempengaruhi.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap bulan.
TEST 11_
Bed Index
-
Alat atau Phantom :
Satu
lembar film sinar X ukuran 10 x 12 inchi “Ready-pak” (Kodak) yang masih
berfungsi dengan baik.
-
Pengukuran :
Film
diletakkan dibawah meja pasien, panjang film paralel dengan panjang meja.
Pesawat CT scan diprogram untuk menghasilkan 10 sampai 12 scan, masing-masing
scan dengan ketebalan 10 mm dari scan awal dengan slice width untuk width yang
sangat kecil (kurang dari 5 mm). Meja pasien dibuat dengan kemampuan beban
100lb (50 kg) yang disesuaikan dengan berat badan pasien. Pada saat scan
dimulai, berkas sinar X akan mengekspose film (Gambar 23-15). Dengan penggaris,
mengukur jarak antar lapisan untuk menentukan berapa jauh film dan meja pasien
bergerak pada masing-masing scanning.

Gambar 23-15.
Mengukur index meja
pasien pada saat ekspose film
-
Hasil yang diharapkan :
Jarak
dari tengah ke tengah lapisan ekspose pada film diharapkan 10 mm atau jarak
scanning harus dipilih terlebih dulu.
-
Keterbatasan Pengujian :
Pada
saat 10 scan (9 jarak antar scan) harus dihasilkan 90 mm dari pertama sampai
lapisan yang terakhir. Jika pengukuran panjang pada jarak lapisan berbeda
menghasilkan lebih dari 1 mm, pergerakan meja pasien tidak akurat.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Terlalu
banyak selipan pada mesin meja pasien atau kesalahan kalibrasi posisi meja
pasien.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
setahun sekali.
TEST 12_
Bed Backlash
-
Alat atau Phantom :
Dua
lapis pita penutup persegi panjang, pensil dan penggaris.
-
Pengukuran :
Meja
pemeriksaan pasien diberi beban kurang dari 100 lb (50 kg) dengan bahan yang
memiliki berat sama dengan beban pasien. Meja tersebut akan digerakan pada
tempat yang sesuai untuk menghasilkan point nol. Dua bidang pada lapisan pita
penutup ditempatkan saling berbatasan satu sama lain, salh satu sisi bergerak
pada bagian meja pemeriksaan, dan bagian lain pada meja pemeriksaan tidak
bergerak (Gambar 23-16). Penanda menggunakan pensil ditempatkan pada
masing-masing potongan lapisan sehingga dua tanda akan saling berhadapan satu
sama lain. Pesawat CT scan diprogram untuk menggerakkan meja secara otomatis
sekitar 150 sampai 200 mm pada kenaikan 10 atau 20 mm sekali bergerak (contoh :
meja pemeriksaan pesawat CT scan), kemudian kembali pada posisi nol atau posisi
awal.

Gambar 23-16. Dua
bidang lapisan meja menentukan bed
backlash untuk bergerak dan diam. Dua tanda pensil saling berhadapan satu
sama lain kembali keposisi awal atau posisi nol pada meja.
Setelah
semua bergerak, tanda pada meja harus kembali pada posisi semula atau pada
posisi saling berhadapan kemudian berhenti. Pengukuran jarak antara dua tanda
tersebut merupakan indikasi jika terdapat ketidakcocokan pada mesin meja
pemeriksaan “backlash”. Pengukuran
ini harus diulang untuk mengetahui gerakan meja posisi yang berlawanan pada
test pertama.
Jika
terdapat posisi readout meja
pemeriksaan, maka harus diuji dengan pergerakan meja masuk dan keluar sekitar
200 – 300 mm dan kemudian diulang kembali sampai ke posisi awal, untuk
menentukan nilai readout. Sekali
lagi, penandaan pada lapisan pite penutup harus sejajar jika tidak maka akan
terjadi backlash.
-
Hasil yang diharapkan :
Dua
tanda pada lapisan pita penutup harus selalu sejajar pada saat meja diposisikan
pada posisi semula/nol.
-
Keterbatasan Pengujian :
Jika
meja tidak kembali ke posisi semula 1 mm, maka penguji memberikan jalan keluar.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Perbedaan
jenis mesin backlash pada roda gigi,
sabuk pengikat dan mesin katrol meja atau rusaknya sensor pada meja
pemeriksaan. Penguji biasanya dapat mengatur pergerakan mesin meja untuk
mengurangi kesalahan.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
setiap tahun.
TEST 13_
Lapangan Penyinaran
-
Alat atau Phantom :
Satu
lembar film, sama seperti yang digunakan pada Test 11 sehingga dapat digunakan
untuk pengujian ini.
-
Pengukuran :
Satu
lembar “Ready-pak ” film pada meja pemeriksaan pasien. Letakkan film pada meja kira-kira
pada pertengahan (vertical) pada saat gantry membuka. Atur kolimasi external
atau internal (beberapa pesawat CT scan sudah menggunakan sinar laser) untuk
menentukan scan yang pertama. Gunakan jarum atau ketajaman objek lainnya (pisau
lipat), dua kantung yang sangat kecil, lubang kertas pembungkus film dan filmnya
(gambar 23-17). Dua lubang harus tepat di atas lapangan penyinaran, satu lubang
dekat dengan tepi sisi kiri film dan lainnya pada tepi sisi kanan. Lubang ini
yang mana akan terlihat setelah film diproses, yang akan mengindikasikan pada
lapangan penyinaran.

Gambar 23-17.
Menandai posisi lapangan penyinaran pada film dengan jarum. Dua lubang kecil
ditandai pada film di pertengahan lapangan penyinaran.
Jika
penyinaran external digunakan, pergerakan meja pada posisi awal scan. Gunakan
teknik medium scan dengan slice width pengaturan width paling minimum. Radiasi
akan dihasilkan terbatas pada film yang mengindikasikan radiasi menembus film.
Proses film dan pengujian lokasi relatif gelap menggunakan dua pinhole.
-
Hasil yang diharapkan :
Jika
lapangan penyinaran diperbaiki di tengah pada daerah radiasi, dan juga posisi
gambar, berkas eksposi gelap menyebabkan radiasi harus berada ditengah kedua
pinhole.
-
Keterbatasan Pengujian :
Lapangan
penyinaran harus disamakan dengan (posisi atas) daerah radiasi mencapai 2 mm.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Sering
terjadi akibat sistem optikal lapangan penyinaran yang tidak sejajar. Terkadang
tabung sinar X harus diinstal terlebih dulu. Tergantung pada penguji.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
TEST 14_
Slice Width (CT Scan Nonspiral/Nonhelical)
-
Alat atau Phantom :
Phantom
dengan kabel kecil atau arah lubang 450 dari scan plane. Objek sama
seperti yang telah dijelaskan pada Test 10.
Jangan
mengandalkan pengukuran nilai width pada berkas radiasi pada film untuk
menentukan slice width.
-
Pengukuran :
Kelompok
terkecil dari tiga kali scan ditunjukkan pada gambaran lubang dengan sudut 450.
Scan termasuk didalamnya memilih berkas width yang tersedia pada pesawat CT
scan. Cukup memilih tiga slice thickness yaitu tipis, sedang dan tebal. Menggunakan alat pengukuran
jarak pada pembentukan gambar, dengan mengukur panjang lubang yang terlihat
pada gambar. Pada saat lubang berada pada 450 untuk menghasilkan
berkas radiasi, proyeksi gambar lubang pada gambaran CT scan sama dengan
panjang width berkas sinar X yang menembus detektor (gambar 23-18).
Hole in phantom section X-ray beam

S
450
Projection onto
Image
Image of hole
Gambar 23-18.
Berkas sinar X
membentuk sudut lubang 450 pada permukaan tebal plastik. Berkas
radiasi width menembus lubang objek membentuk sudut 450.
-
Hasil yang diharapkan :
Berkas
witdh diukur dari gambar harus sesuai dengan berkas width yang telah ditentukan
(dalam bentuk nominal).
-
Keterbatasan Pengujian :
Untuk
slice width 7 mm atau lebih maka penghitungan slice width harus sesuai dengan
nominal slice width dengan 2 mm atau kurang. Akan tetapi untuk slice width yang
tipis tidak cocok dengan nilai nominal
dan penghitungan nilai slice width yang lebih besar. Sebagai contoh, nominal
slice width 2 – 3 mm, pengukuran slice width mungkin dua kali dari nilai
nominal slice width.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan
mekanisme kalibrasi (pada shutters atau kolimator) yang mana bagian kolimasi
berkas sinar X yang mencapai detektor. Tergantung pada pengujinya.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
setahun sekali.
TEST 15_
Pitch dan Slice Width (CT Scan Spiral/Helical)
Catatan
:
Single test mungkin digunakan untuk menentukan kedua
slice width dan pitch pada pesawat CT scan spiral/helical. Untuk pesawat CT
scan dengan susunan single detektor, pitch
yaitu rasio pergerakan meja pasien (mm) yang terjadi selama satu revolusi yang
lengkap untuk slice width (mm). Untuk pesawat CT scan dengan susunan single
detektor, slice width ditentukan dari penggunaan kolimator. Pada CT scan dengan beberapa (empat)
susunan detektor yang memungkinkan data slice yang diperoleh sama, yang mana
pengetian pitch harus dijelaskan.
Pada susunan multi detektor, slice width biasanya menentukan ukuran detektor
tidak menggunakan kolimator. Menggunakan logika perpanjangan, pengertian baru pitch masih pada rasio jarak pergerakan
meja pemeriksaan (mm) selama sekali revolusi lengkap pada slice width (mm).
Akan tetapi hal ini harus diketahui dengan ukuran detektor yang menentukan
slice width dan hal ini tidak menjadi hal yang luar biasa bila penggunaan pitch 4 – 8 pada unit multi detektor.
-
Alat atau Phantom :
Phantom
dengan diameter kabel kecil, dengan panjang beberapa centimeter, posisikan
ditengah scan plane pada 450 dari scan plane. Pengujian ini meliputi
beberapa scan yang berdekatan, yang mana salah satunya single scan terpisah
dengan index meja diantara scan, atau jika peasawat dengan kemampuan scanning
spiral/helical, beberapa revolusi tabung sinar X pada saat meja bergerak
beberapa centimeter.
Jangan
mengandalkan pada pengukuran width berkas radiasi film untuk menentukan slice
width.
-
Pengukuran :
Untuk
penyinaran axial, atur pesawat untuk menghasilkan 5 atau 6 slice single scan
antara scan dengan index meja yang konstan. Analisa pengujian ini sangat mudah
jika slice width dipilih sama dengan index meja (index meja = slice width = 10
mm). Untuk scan spiral/helical dari single scan pesawat CT scan, atur index
meja sama dengan slice width dengan ukuran detektor yang digunakan. Tampilan
dari scan kabel dan pembentukan gambar. Pada pesawat CT scan spiral/helical
menghasilkan data dari derajat yang sama yaitu 3600 yang digunakan
untuk membentuk gambar. Ukur panjang kabel yang tersedia pada gambar. Pada saat
kabel diposisikan 450 untuk menjadi berkas sinar, proyeksi yang sama
dengan kabel pada gambaran CT scan yaitu sama panjang width berkas sinar X yang
menembus kabel (gambar 23-19,A).
Dari
pengaturan gambar yang sama, mungkin terjadi slice overlap atau gap. Untuk
melakukannnya, menutup dua gambar yang berdekatan secara elektronik. Jika
gambar tidak dapat dilakukan secara elektronik (beberapa pesawat tidak memiliki
sistem ini), maka membuat dua gambar dengan mengopy pada film. Memotong gambar
yang berdekatan melalui hasil hard copy film dan menutupnya secara manual pada
viewbox.
-
Hasil yang diharapkan :
Pertama,
mengukur berkas width dari gambar harus sesuai dengan ketentuan atau nilai
nominal berkas width menggunakan teknik yang sama yang digunakan pada Test 14.
Selanjutnya, pengukuran gambar untuk menentukan pitch dengan melapisi gambar yang terlihat. Gambaran kabel (pada 450)
yang terlihat pada posisi yang berbeda pada dua gambar. Jika index meja sama
dengan slice width, tingkatan gambar hanya diketahui pada dua gambar yang
terakhir dengan gambar ang lain. Jika yang terakhir terlihat overlap seperti
pada gambar 23-19,B hal ini indikasi dari slice yang berdekatan sehingga
terjadi overlap. Jika pada dua gambar tidak tersentuh pada akhirnya akan
terlihat seperti pada gambar 23-19,C, dengan slice yang berdekatan juga terjadi
gap satu sama lain. Idealnya, gambaran akhir kabel hanya akan tersentuh. Salah
satu terjadi overlap atau gap merupakan indikasi dari index meja yang tidak
sama dengan slice width. Jika index meja pada pengujian (Test 11) pengelompokan
index secara tepat, maka slice width biasanya salah.
-
Keterbatasan Pengujian :
Pada
slice width 7 mm atau lebih, mengukur slice width harus sesuai dengan nilai
nominal slice width pada 2 mm atau kurang. Gap atau overlap antara batas yang
berdekatan dengan slice harus lebih kecil dari 3 mm. Sayang sekali, untuk slice
width yang lebih tipis dan pengaturan index meja, terjadi ketidaksesuaian
antara nilai nominal dan ukuran yang terjadi lebih besar dari nilai ini.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kerusakan
pada berkas width biasanya disebabkan karena kesalahan mekanisme kalibrasi
(pada shutter atau kolimator) bagian kolimasi pada berkas yang mencapai ke
detektor. Overlap atau gap pada gambar yang berdekatan atau kesalahan
pengaturan pitch yang mungkin
disebabkan karena ketidaksamaan index meja (lihat pada Test 11) atau lebih
sering, terjadi ketidaktepatan pada pengaturan slice width. Salah satunya bisa
disebabkan dari faktor pengujinya.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
TEST 16_ CT
Number dan Posisi Pasien
-
Alat atau Phantom :
Phantom
plastik silinder dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test
1).
-
Pengukuran :
Sekurangnya
lima kali scan
pada phantom yang sama dan pada teknik yang sama. Meskipun, posisi phantom pada
gantry harus dirubah untuk masing-masing scan. Tempatkan phantom dekat dengan
tengah gantry (gunakan gambar ini sesuai “standar”), yaitu bagian atas, bawah,
kanan dan kiri. Atur menggunakan ROI yang tersedia pada video monitor 200 – 300
mm2 (200 – 300 pixel) kemudian ukur nilai rata-rata CT number air
pada pertengahan phantom (tidak pada pertengahan gambar) pada masing-masing
gambar.
-
Hasil yang diharapkan :
Nilai
rata-rata CT number air harus selalu nol, phantom dengan posisi bebas pad
pesawat CT scan.
-
Keterbatasan Pengujian :
Jika
nilai rata-rata CT number bervariasi lebih dari 5 CT number dari CT number
dipertengahan pesawat CT scan, mungkin terjadi masalah dengan kesejajaran pada
pesawat CT scan.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Berbagai
sistem pesawat yang tidak simetris. Mengkonsultasikan pada penguji.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
Plastic frame

Wire
(A) X-ray beam
Actual beam
width
Measured beam width Image of wire

Beam 1
(B)
Beam 2
Image of wire 1 Image of wire 2
Overlap < 3mm
Wire

Beam 1
(C) Beam 2
Image of wire 1 Image of wire 2
Gap < 3mm
Gambar 23-19.
A. Panjang beberapa centimeter
(10 cm) membentuk sudut 450 diagonal melintang pada frame plastik
objek dengan berkas width pada gambar CT scan, B. Terjadi penutupan gambar dari slice yang berdekatan yang
membandingkan pada slice yang berdekatan, C.
Jika slice yang berdekatan terlalu jauh, akan terjadi gap pada gambar yang
ditutupi.
TEST 17_ CT
Number dan Ukuran Pasien
-
Alat atau Phantom :
Tiga
atau empat phantom air, masing-masing berbeda diameter (luhat pada gambar
23-20). Jenis-jenis diameternya adalah 30 cm (tubuh), 20 cm (ukuran kepala
orang dewasa) dan 15 cm (ukuran kepala anak-anak). Pada gambar 23-20 juga
menunjukkan phantom dengan diameter yang sangat kecil (8 cm) untuk jenis
ekstremitas.

Gambar 23-20.
Berbagai ukuran
diameter phantom air. Pemilihan ukuran phantom air yang digunakan pada
pengujian tergantung pada CT number air mengubah ukuran phantom berarti juga
mengubah ukuran pasien
-
Pengukuran :
Scan
pada masing-masing ukuran phantom pada teknik yang sama yang digunakan untuk
pengujian. Ukuran phantom harus mencangkup ukuran anatomy secara klinis pada
suatu pemeriksaan. Pada masing-masing scannning, pengaturan lapangan penyinaran
pesawat CT scan hanya tampak luas cukup untuk menampakkan isis
yang ada dalam phantom. Pengaturan ROI tersedia pada video monitor pada 200 –
300 mm2 (200 – 300 pixel) dan mengukur nilai rata-rata CT number air
dipertengahan masing-masing gambaran phantom.
-
Hasil yang diharapkan :
Nilai
rata-rata CT number air harus selalu nol, pada berbagai ukuran phantom.
-
Keterbatasan Pengujian :
Nilai
rata-rata CT number air tidak boleh lebih dari 20 CT number dari ukuran phantom
yang terkecil sampai yang terbesar.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Beberapa
pesawat CT scan memiliki kontak elektronik yang mengganti semua kerusakan untuk
jarak luas intensitas sinar X yang aktif pada detektor. Penggantian kerusakan
yang tidak cocok untuk nilai berkas sinar X yang mencapai detektor yang mungkin
disebabkan kalibrasi CT untuk air dan bahan lain untuk pergantian dari nilai
yang ideal. Penguji biasanya memberikan jalan keluar terhadap masalah yang
timbul.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
TEST 18_ CT
Number dan Algorithma
-
Alat atau Phantom :
Phantom
plastik sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test
1).
-
Pengukuran :
Tampilan
phantom pada single scan. Jika terjadi, menggunakan data kasar yang sama untuk
membentuk gambaran diberbagai waktu, masing-masing waktu menggunakan
rekonstruksi algorithma yang berbeda atau filter yang berbeda. Jika hal ini
tidak terjadi dengan menggunakan data yang sama untuk beberapa pembentukan
gambar, pengulangan scan phantom menggunakan algorithma yang berbeda untuk
masing-masing gambar.
-
Hasil yang diharapkan :
Nilai
rata-rata CT number air harus selalu nol, jenis algorithma yang independent
digunakan untuk pembentukan gambar.
-
Keterbatasan Pengujian :
Nilai
rata-rata CT number tidak boleh lebih dari tiga CT number dari satu algorithma
untuk pengujian selanjutnya.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan
kalibrasi algorithma. Jika pengulangan kalibrasi pesawat CT scan tidak hanya
mengatasi masalah kerusakanakan tetapi tergantung pada pengujinya.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
TEST 19_ CT
number dan Slice Width
-
Alat atau Phantom :
Phantom
plastik sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test
1).
-
Pengukuran :
Scan
kecil pada phantom air ditampilkan dengan teknik yang sama, meskipun nilai
nominal slice width dirubah diantara masing-masing scanning. Slice width harus
digunakan untuk menutupi ukuran slice width secara klinis. Pengaturan ROI
tersedia pada video monitor yaitu 200 – 300 mm2 atau 200 – 300 pixel
dan menghitung nilai rata-rata CT number air pada pertengahan masing-masing
gambar phantom.
-
Hasil yang diharapkan :
Nilai
rata-rata CT number air harus selslu nol, dengan pengaturan slice width yang
bebas.
-
Keterbatasan Pengujian :
Nilai
rata-rata CT number tidak boleh lebih dari tiga CT number dari satu slice width
dengan slice width yang lainnya.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan
kalibrasi kontak deteksi elektronik atau kesalahan pada algorithma, khususnya
pada bagian yang menggantikan untuk mengubah intensitas sinar X yang menembus
objek.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
setahun sekali.
TEST 20_
Karakteristik Noise
-
Alat atau Phantom :
Phantom
plastik sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test
1).
-
Pengukuran :
Beberapa
kecil scan phantom air ditampilkan pada perbedaan nilai mAs dan perbedaan slice
width, dengan semua parameter yang lain tetap. Pengaturan harus dimulai pada mA
yang paling rendah yang ada pada pesawat CT scan dengan waktu yang cepat (low
mAs) dan peningkatan nilai mAs yang terbesar dengan waktu scan yang relatif
lambat (high mAs). Mengatur ROI yang tersedia pada video monitor sekitar 200 –
300 mm2 (atau 200 – 300 pixel) dan mengukur nilai standar deviasi
(tidak nilai rata-rata) CT number air pada pertengahan masing-masing gambaran
phantom.
-
Hasil yang diharapkan :
Nilai
noise gambar sebanding dengan nilai standar deviasi CT number yang diukur pada
homogeneous sedang (air). Secara umum, standar deviasi CT number pada ROI (σ)
harus menurunkan nilai mAs dan slice width dinaikkan, menjaga agar parameter
yang lain tetap konstan (Brooks dan Di Chiro, 1976). Dengan nilai mAs yang
rendah, secara tetap nilai σ sebanding dengan (mAs x slice width)-1/2.
Daerah
dengan low mAs disebut dengan photon
noise region dan menghasilkan nilai statistik seperti biasanya. Pada lembar
kertas grafik, plot standar deviasi dengan (mAs
X slice width)- ½ seperti pada gambar 23-21.
Standard deviation of
CT number
![]() |
|||
![]() |
|||
ө
ө
ө
ө





![]() |
[ (mAs) X (slice
width) ] – ½
Gambar 23-21. Standar
deviasi CT number (noise dan mAs X slice
width) – ½. Nilai noise menurun berangsur-angsur pada bagian
photon noise (low dosis) dan noise akan naik pada high-dosis.
Jika
nilai mAs meningkat, nilai standar deviasi akan menurun, yang pada akhirnya
noise gambar tidak akan hilang dengan nilai photon. Nilai noise akan menjadi
bertambah atau berkurang secara konstan dan karakteristik inhern noise
elektronik pada pesawat CT scan.
-
Keterbatasan Pengujian :
Kurva
noise yang dihasilkan pada saat pesawat CT scan baru tidak harus dirubah tergantung
pada umur alat. Khususnya secara sensitif untuk meningkatkan standar deviasi
pada umur pesawat CT scan pada bagian kurva high-mA, yang mana noise didominasi
dari komponen elektronik.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Apapun
yang dapat menyebabkan noise pada sistem, seperti mengubah detektor,
meningkatkan noise pada sirkuit detektor amplifier atau menurunkan photon
output per mA.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
tiap tahun.
TEST 21_
Radiasi Hambur dan Kerusakan
-
Alat atau Phantom :
Menggabungkan
atau total eksposi/dosis survey meter (Geiger counter) atau volume ion chamber
dan ukuran kepala phantom air. Penggabungan eksposi meter merupakan pokok dari
pengukuran ini. Dosis rata-rata adalah tidak diperlukan karena perbedaan yang
bermacam-macam pada dosis yang ditempuh pada saat gantry berotasi.
-
Pengukuran :
Masukkan
phantom kepala pada scan plane yang menghasilkan radiasi hambur untuk
penghitungan. Ambil apron yang biasa digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy.
Posisikan detektor pada posisi dimana radiasi akan diukur dan scan pun dimulai.
Jika mungkin membantu untuk memperoleh colega untuk memulai scanning selama
dilakukan pengujian. Ukur total radiasi yang memancar pada lokasi per waktu
scan. Ulangi pengukuran untuk beberapa lokasi, bayaran khusus pada lokasi yang
butuh perhatian dimana bantuan personal mungkin ada selama scanning. Untuk
menentukan total radiasi, nilai bantuan yang banyak dan sederhana dengan dosis
per scan.
-
Hasil yang diharapkan :
Hasil
yang bervariasi berdasarkan lokasi dan jarak dari pesawat. Biasanya nilai
rata-rata eksposi tertinggi akan muncul pada pasien berikutnya dan pada saat
pesawat ditutup.

Areas of greatest
Scattered
radiation

-
Keterbatasan Pengujian :
Tidak
ada.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Jika
nilai rata-rata eksposi tertinggi dilampaui (> 25 mR/scan), mungkin terjadi
masalah pada sistem kolimasi atau sheilding pada tabung sinar X.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
setiap tahun.
TEST 22_
Gelombang Tegangan (kVp)
-
Alat atau Phantom :
Terdapat
beberapa metode untuk mengukur kVp pada pesawat CT scan. Beberapa metode
invansif, yang mana mengisi untuk lebih dibutuhkan, untuk menginstal pada alat
high-voltage pada kabel dengan high-voltage antara generator tabung sinar X dan
tabung sinar X, alat penghubung seperti jenis osciloskop. Alat ini membawa
resiko teknis yang potensial (dari tegangan tinggi) dan peralatan (dari
kesalahan untuk menjaga kabel bersih atau kesalahan membuat peralatan elektrik
bekerja dengan baik selama kabel terhubung).
Beberapa
bentuk peralatan pengujian memberikan noninvansif kVp meter yang mengukur
pancaran radiasi dalam bentuk gelombang kVp (kVp waveform). Alat ini bekerja tergantung pada waktu dan
mengurangi resiko yang diakibatkan oleh operator dan peralatan yang digunakan.
Salah satu alat ini dihubungkan pada simpanan jenis osciloskop, dapat
menimbulkan gelombang kVp dari pesawat CT scan tanpa membongkar pesawat. Yang
kemudian taknik ini direkomendasikan.
-
Pengukuran :
Memilih
kVp dan tampilan scan dengan noninvansif kVp meter (atau menggunakan alat
tegangan tinggi) dan jenis osciloskop. Mengukur kVp dengan alat osciloskop.
-
Hasil yang diharapkan :
Pengukuran
kVp harus sesuai dengan nominal atau ukuran kVp. Bentuk gelombang kVp harus berjalan seperti
itu. Hal ini tidak harus terlalu banyak bentuk anomali. Dan tidak harus merubah
kV jauh dari waktu durasi scan.
-
Keterbatasan Pengujian :
Pengukuran
kVp harus sesuai dengan nilai nominal kVp sampai dengan 2 kVp.
-
Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan
kalibrasi generator sinar X. Penguji biasanya mengatur generator sinar X untuk
mencocokkan nilai yang ditoleransi.
-
Waktu Pengujian :
Dilakukan
setiap tahun.
REFERENSI
Amaerican Association
of Physics in Medicine; Specifications
and acceptance testing of computed tomographic scanners, Report 39, 1993.
Brooks RA, Di Chairo
G : Statistical limitatins in x-ray reconstructive tomography, Med Phys 3: 237-240, 1976.
Burkhart RL, McCrohan
JL, Shuman FG : CT quality assurance in the mid-1980s, Appl Radiol 25-37, 1987.
Cacak RK, Design of a
quality assurance program. In Hendee WR, ed : The selection and performance of
radiographic equipment, Baltimore,
1985, Williams & Wilkins.
Cacak RK, Hendee WR :
Performance evaluation of a fourth-generation computed tomography (CT) scanner,
Proc Soc Photo-optic Instr Eng 173 :
194-207, 1979.
National Council on
Radiation Protection and Measurements :
Quality Assurance for Diagnostic Imaging, Report 99, pp 120-124, 1988.
No comments:
Post a Comment