Monday, 23 January 2012


PROTOKOL PENATALAKSANAAN TUMOR / KANKER TIROID

Tim Perumus Protokol Penatalaksanaan Tumor / Kanker Tiroid


Ketua           :  Prof. Pisi Lukitto, dr., SpB(K)Onk,KBD

Anggota        :  Prof. Adrie Manoppo, dr., SpB(K)Onk
   Azamris, dr., SpB(K)Onk
                      Dr. Med. Didid Tjindarbumi, dr., SpB(K)Onk
                      Djoko Dlidir,  dr., SpB(K)Onk
   Dimyati Achmad, dr., SpB(K)Onk
                      Prof. John Pieter, dr., SpB(K)Onk
                      Kunta Setiadji, dr., SpB(K)Onk 
                      Sonar Soni Panigoro, dr., SpB(K)Onk
                      Subianto, dr., SpB(K)Onk
                      Sunarto Reksoprawiro, dr., SpB(K)Onk
                      Teguh Aryandono, dr., SpB(K)Onk
                      H. Zafiral Azdi Albar, dr., SpB(K)Onk

Text Box: Tumor / Kanker TiroidPROTOKOL PENATALAKSANAAN TUMOR / KANKER TIROID

I.  Pendahuluan

Tumor/kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai. Berdasarkan dari “Pathological Based Registration” di Indonesia kanker tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan.

Penanganan pertama untuk suatu kanker adalah kesempatan terbaik untuk pasien mencapai tingkat “kesembuhan” optimal. Demikian pula halnya untuk kanker tiroid.

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam penatalaksanaan tumor/kanker tiroid sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, perlu merevisi protokol yang telah ada sehingga dapat menjadi panduan bersama dan dapat :
·        Menyamakan persepsi dalam penatalaksanaan tumor/kanker tiroid.
·        Bertukar informasi dalam bahasa dan istilah yang sama.
·        Menjadi tolok ukur mutu pelayanan
·        Menunjang pendidikan bedah umum dan pendidikan bedah onkologi
·        Bermanfaat untuk penelitian bersama

II.  Klasifikasi Histopatologi dan Sistem TNM

Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO:

Tumor epitel maligna
§         Karsinoma folikulare
§         Karsinoma papilare
§         Campuran karsinoma folikulare-papilare
§         Karsinoma anaplastik ( undifferentiated )
§         Karsinoma sel skuamosa
§         Karsinoma Tiroid medulare
Tumor non-epitel maligna
§         Fibrosarkoma
§         Lain-lain
Tumor maligna lainnya
§         Sarkoma
§         Limfoma maligna
§         Haemangiothelioma maligna
§         Teratoma maligna
Tumor sekunder dan unclassified tumors

Rosai J membedakan tumor tiroid atas adenoma folikulare, karsinoma papilare, karsinoma folikulare, “hurthle cell tumors“ , “clear cell tumors“, tumor sel skuamous, tumor musinus, karsinoma medulare, karsinoma berdiferensiasi buruk dan “undifferentiated carcinoma “

Untuk menyederhanakan penatalaksanaan Mc Kenzie membedakan kanker tiroid atas 4 tipe yaitu : karsinoma papilare, karsinoma folikulare, karsinoma medulare dan karsinoma anaplastik.

Klasifikasi Klinik TNM Edisi 6 - 2002

T-Tumor Primer
Tx      Tumor primer tidak dapat dinilai
T0      Tidak didapat tumor primer
T1.     Tumor dengan ukuran terbesar 2cm atau kurang masih terbatas
          pada tiroid
T2      Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid  
T3      Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada
          tiroid atau tumor ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid
          yang minimal (misalnya ke otot sternotiroid atau jaringan lunak
          peritiroid)
T4a     Tumor telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut : jaringan lunak subkutan, laring, trakhea, esofagus, n.laringeus recurren
T4b    Tumor menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri karotis
T4a*   (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas pada tiroid#
T4b*   (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi keluar kapsul tiroid$

Catatan :
Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda (m) (ukuran
terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
*Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4
#Karsinoma anaplastik intratiroid – resektabel secara bedah
$Karsinoma anaplastik ekstra tiroid "irresektabel secara bedah

N       Kelenjar Getah Bening Regional
Nx      Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai
N0      Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1      Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1a    Metastasis pada kelenjar getah bening cervical Level VI
          (pretrakheal dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan Delphian)
N1b    Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral atau kontralateral atau ke kelenjar getah bening mediastinal atas/superior
 
M       Metastasis jauh
Mx      Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0      Tidak terdapat metastasis jauh
M1      Terdapat metastasis jauh

Terdapat empat tipe histopatologi mayor :
- Papillary carcinoma (termasuk dengan fokus folikular)
- Follicular carcinoma (termasuk yang disebut dengan Hürthle cell carcinoma)
- Medullary carcinoma
- Anaplastic/undifferentiated carcinoma


Stadium klinis

Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare Umur < 45 th

Stadium I           Tiap T          Tiap N           M0        
Stadium II          Tiap T          Tiap N           M1        

Papilare atau Folikulare umur > 45tahun dan Medulare

Stadium I            T1                 N0               M0
Stadium II           T2                 N0               M0
Stadium III          T3                 N0               M0
                          T1,T2,T3       N1a             M0
Stadium IVA        T1,T2,T3       N1b             M0
                          T4a               N0,N1          M0
Stadium IVB        T4b               Tiap N          M0
Stadium IVC        Tiap T           Tiap N          M1

Anaplastik/Undifferentiated (Semua kasus stadium IV)

Stadium IVA        T4a              Tiap N          M0
Stadium IVB        T4b              Tiap N          M0
Stadium IVC        TiapT           TiapN           M1        

III. Prosedur Diagnostik

A. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

1.     Pengaruh usia dan jenis kelamin
Risiko malignansi : apabila nodul tiroid terdapat pada usia dibawah 20 tahun, dan diatas 50 tahun jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko malignansi lebih tinggi.
2.     Pengaruh radiasi didaerah leher dan kepala
Radiasi pada masa kanak-kanan dapat menyebabkan malignansi pada tiroid kurang lebih 33 – 37%
3.     Kecepatan tumbuh tumor
§         Nodul jinak membesar tidak terlalu cepat
§         Nodul ganas membesar dengan cepat
§         Nodul anaplastik membesar sangat cepat
§         Kista dapat membesar dengan cepat
4.     Riwayat gangguan mekanik di daerah leher.
Keluhan gangguan menelan, perasaan  sesak sesak, perubahan suara dan  nyeri dapat terjadi akibat desakan dan atau infiltrasi tumor.
5.     Riwayat penyakit serupa pada famili/keluarga.
Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe  medulare.
6.     Temuan pada Pemeriksaan Fisik
·        Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras bergantung kepada jenis patologi anatomi (PA) nya.
·        Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.
·        Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang belakang, klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu di paru-paru, hati, ginjal dan otak.

B. Pemeriksaan Penunjang

1.  Pemeriksaan laboratorium
·        Human thyroglobulin, suatu penanda tumor (“tumor marker”) untuk keganasan tiroid; jenis yang berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.
·        Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid
·        Kadar calcitonin hanya untuk pasien yang dicurigai karsinoma meduler.

2.   Pemeriksaan radiologis
·        Dilakukan pemeriksaan foto paru posteroanterior, untuk menilai ada tidaknya metastasis. Foto polos leher antero-posterior dan lateral dengan metode ”soft tissue technique” dengan posisi leher hiperekstensi, bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya mikrokalsifikasi.
·        Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi ke esofagus.
·        Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang bersangkutan.

3.     Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi jarum halus.

4.     Pemeriksaan sidik tiroid
Pemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap jodium lebih sedikit dari jaringan tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul hangat (warm nodule) dan bila afinitasnya lebih maka disebut nodul panas (hot nodule).
Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodule dingin. Sekitar 10 – 17 % struma dengan nodule dingin ternyata adalah suatu keganasan.
Bila akan dilakukan pemeriksaan sidik tiroid maka obat-obatan yang mengganggu penangkapan jodium oleh tiroid harus dihentikan selama 2 – 4 minggu sebelumnya.
Pemeriksaan sidik tiroid ini tidak mutlak diperlukan, jika tidak ada fasilitasnya, tidak usah dikerjakan

5.     Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi  jarum halus (BAJAH)
Keberhasilan dan ketepatan pemeriksaan Bajah tergantung dari 2 hal yaitu: Faktor kemampuan pengambilan sampel dan faktor ketepatan interpretasi oleh seorang sitolog sehingga angka akurasinya sangat bervariasi.
Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid anaplastik,  medulare dan papilare  hampir mendekati 100% tetapi untuk jenis folikulare hampir tidak dapat dipakai karena gambaran sitologi untuk adenomatous goiter, adenoma folikuler dan adeno karsinoma folikuler adalah sama, tergantung dari gambaran invasi ke kapsul dan vaskular yang hanya dapat dilihat dari gambaran histopatologi.

6.     Pemeriksaan Histopatologi
§         Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa setelah dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi
§         Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan biopsi insisi

Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:
·        Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
·        Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak
·        Disfagia, sesak nafas  perubahan suara
·        Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras
·        Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
·        Ada tanda-tanda metastasis jauh.

IV. Penatalaksanaan Nodul Tiroid

Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna.

Bila nodul tersebut suspek maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut operabel atau inoperabel.  Bila kasus yang dihadapi inoperabel maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok parafin.   Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau khemoradioterapi

Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel dilakukan tindakan isthmolobektomi dan pemeriksaan potong beku (VC )

Ada 5 kemungkinan hasil yang didapat :
1.     Lesi jinak.
     Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi
2.     Karsinoma papilare. 
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.
-      Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi.
-      Bila risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.
3.     Karsinoma folikulare.
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
4.     Karsinoma medulare.
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
5.     Karsinoma anaplastik.
-      Bila memungkinkan dilakukan tindakan    tiroidektomi total. 
-      Bila tidak memungkinkan,   cukup dilakukan tindakan debulking
       dilanjutkan dengan  radiasi eksterna atau khemoradioterapi.

Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biopsi Jarum Halus ).  Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu :

1.     Hasil FNAB suspek maligna, “foliculare Pattern” dan “Hurthle Cell.
     Dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku
     seperti diatas.
2.     Hasil FNAB benigna.
Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan kemudian dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan observasi dan apabila nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah besar sebaiknya dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku seperti diatas.   
Bagan Penatalaksanaan Nodul Tiroid
Bagan I


 
Nodul Tiroid








 


        Klinis











 


Suspek Maligna                 Suspek Benigna
























 


Inoperabel              Operabel
          FNAB






 
Biopsi Insisi            Isthmolobektomi











 
Lesi jinak                    VC                    Suspek maligna             Benigna
Folikulare pattern
Hurthle cell








 




Papilare        Folikulare        Medulare        Anaplastik
   Supresi TSH
      6 bulan















 
Risiko           Risiko                                 
Rendah         Tinggi                                            Membesar        Mengecil
                                                                        Tidak ada
     Perubahan


 



     Debulking










 
 Observasi                Tiroidektomi total                Radiasi eksterna/
     Khemotherapi








 





Bila di pusat pelayanan kesehatan tidak terdapat fasilitas pemeriksaan potong beku  maupun maka dilakukan tindakan lobektomi/isthmolobektomi dengan pemeriksaan blok parafin dan urutan penanganan nodul tiroid dapat mengikuti bagan dibawah ini.
Bagan Penatalaksanaan Alternatif   Nodul Tiroid
Bagan II


 


                                                     Nodul Tiroid



 
Klinis











 


Suspek Maligna                                     Suspek Benigna















 


Inoperabel              Operabel                                  
                                      Observasi







 
Biopsi Insisi            Lobektomi
                             Isthmolobektomi               -Gejala penekanan
                                                                    -Terapi konservatif
                     Blok paraffin                                        supresi TSH gagal
                                                                   -Kosmetik          
Lesi jinak                                   Ganas                    
                                                                    
                                                         
Operasi selesai













 
Papilare        Folikulare        Medulare        Anaplastik














 
  
  







 
Risiko           Risiko                                          
Rendah         Tinggi                        
                                                   


                                                                                     
                                                                                            Debulking
Observasi               Tiroidektomi total  
       Radiasi eksterna  
        /Khemotherapi








 






  
Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metastasis Regional.

Dipastikan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi operabel atau inoperabel. Bila inoperabel tindakan yang dipilih adalah dengan radioterapi eksterna atau dengan khemoradioterapi dengan memakai Adriamicin. Dosis 50-60mg/m2 luas permukaan tubuh ( LPT )
Bila kasus tersebut operabel dilakukan penilaian  infiltrasi kelenjar getah bening terhadap jaringan sekitar.
Bila tidak ada infiltrasi dilakukan tiroidektomi total( TT)  dan  “ Functional RND”
Bila ada infiltrasi pada n.Ascesorius dilakukan TT + RND standar.
Bila ada infiltrasi pada vena Jugularis interna tanpa infiltrasi pada n. Ascesorius dilakukan TT + RND modifikasi 1.
Bila ada infiltrasi hanya pada m. Sternocleidomastoideus dilakukan TT + RND modifikasi 2.


Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Regional
Bagan III

 

KT + Metastasis Regional








 
Inoperabel                       Operabel







 
                                                         Infiltrasi ke




















 


                             N.Acessorius        V.Jugularis          M.Sterno          Infiltrasi
                                                          Interna            cleidomas           ( - )
                                                                                toideus



















 


   Radioterapi            TT + RND          TT + RND            TT + RND      TT + RND
   Khemoradio             Standar              Modif. 1             Modif 2      “Functional”
       terapi




Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metasasis Jauh

Dibedakan  terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi baik atau buruk.
Bila berdiferensiasi buruk dilakukan khemoterapi dengan adriamicin.
Bila berdiferensiasi baik dilakukan TT + radiasi interna dengan I 131 kemudian dinilai dengan sidik seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi supresi / subtitusi.

Syarat untuk melakukan radiasi interna adalah :  tidak boleh ada jaringan tiroid normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap jaringan radioaktif.  Ablatio jaringan tiroid itu bisa dilakukan dengan pembedahan atau radio ablatio dengan jaringan radioaktif .

Bila respon (-) diberikan khemoterapi adriamicin.
Pada lesi metastasisnya, bila operabel dilakukan eksisi luas.
Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Jauh
Bagan IV


 


                      KT + Metastasis Jauh








 
Diferensiasi Buruk                       Diferensiasi Baik












 



                                                          TT + Radiasi interna


 











 
     Khemoterapi               Respon (-)               Respon (+)


 
                                                   
          Terapi supresi
                                                                             & substitusi

V. Follow up

A. Karsinoma Tiroid Berdiferensiasi Baik

Empat minggu setelah tindakan TT dilakukan pemeriksaan sidik seluruh tubuh.
  • Bila masih ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan  ablasio dengan I131 kemudian dilanjutkan dengan terapi  substitusi /supresi dengan  Thyrax sampai kadar  TSHs  ≤ 0,1
  • Bila tidak ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan terapi substitusi/supresi.
Setelah   6  bulan  terapi  substitusi / supresi  dilakukan pemeriksaan   sidik  seluruh
tubuh  dengan  terlebih  dahulu menghentikan  terapi  substitusi  selama  4  minggu 
sebelum pemeriksaan.
  • Bila terdapat metastasis jauh, dilakukan radiasi interna I131 dilanjutkan terapi substitusi/supresi.
  • Bila tidak ada metastasis terapi substistusi /supresi dilanjutkan dan pemeriksaan sidik  seluruh  tubuh  diulang  setiap  tahun selama 2 -3 tahun  dan  bila 2 tahun berturut –turut  hasilnya tetap  negatif  maka  evaluasi  cukup   dilakukan  3-5   tahun sekali.

Dalam follow up KT diferensiasi baik, pemeriksaan kadar human tiroglobulin dapat dipakai sebagai petanda tumor untuk mendeteksi kemungkinan adanya residif tumor.
Bagan Follow Up Kanker Tiroid Berdiferensiasi baik
Bagan V



 
                             Tiroidektomi Total


 
                                                     4 minggu
                                                     Sidik tiroid











 


          Sisa jaringan tiroid (+)                Sisa jaringan tiroid (-)
                      











 
                    Ablasi                     Terapi supresi/                 Radiasi
                                                Substitusi                         interna
                                                                              
                                                            6 bulan
                                                            Sidik seluruh tubuh












 


                                      Metastasis (-)          Metastasis (+)



B. Karsinoma Tiroid Jenis Medulare

Tiga bulan setelah tindakan tiroidektomi total atau tiroidektomi total + diseksi leher sentral, dilakukan pemeriksaan kalsitonin.
  • Bila kadar kalsitonin rendah atau 0 ng/ml dilanjutkan dengan observasi,
  • Bila kadar kalsitonin ≥ 10 ng/ml dilakukan pemeriksaan CT scan, MRI untuk mencari rekurensi lokal atau dilakukan SVC ( Selecture Versus Catheterition ) pada tempat-tempat yang dicurigai metastasis jauh yaitu paru-paru dan hati.
Ada 3 rangkaian yang diteruskan :

  1. Tidak didapatkan tanda-tanda residif, maka cukup di observasi untuk 3 bulan kemudian diperkirakan kadar kalsitenin
  2. Terdapat residif lokal, maka harus dilakukan re eksisi
  3. Terdapat metastasis jauh harus dinilai apakah operabel atau inoperabel. Bila operabel dilakukan eksisi, bila inoperbel tindakan yang dilanjutkan hanya paliatif
Bagan Follow Up Karsinoma Tiroid Jenis Medulare
Bagan VI



 
Tiroidektomi Total


 
                   3 bulan pasca operasi  periksa
                   - Kalsitonin                                         







 
  Kadar Kalsitonin Rendah / 0                          Kadar Kalsitonin  ≥ 10 ng/ml






 







 
        Observasi                                             CT Scan, MRI, SVC


 



                   Residif Lokal (-)      Residif  Lokal (+)              Metastasis Jauh







 


                            
Re Eksisi       Operabel                Inoperabel






 



                                      Eksisi                     Paliatif


KEPUSTAKAAN

  1. Burch H.B, Evaluation and Management of The Solid Thyroid Nodule, in Burman K.D; Endocrinology and Metabolism Clinics of North America 1995, 24: 4 pp 663 – 710
  2. Cady B, Rossi RL., Differentiaded Carcinoma of Thyroid Gland in. Cady B., Surgery of The Thyroid and Parathyroid Blands, 3rd ed, with Saunders Philadelphia, 1991, pp 139-151.
  3. Collin SL. Thyroid Cancer: Controversies and Etiopathogenesis in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 495 – 564.
  4. Donovan DT, Gabel R.F. Medullary Thyroid Carcinoma and The Multiple Endocrine Neoplasia Syndrome in Falk SA Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1977, 619-644
  5. Fraker D.L, Skarulis M., Livolsi V, Thyroid Tumors in  De vita Jr. V.T., Hellen S. Rosenberg SA; Cancer Principles Practise of Oncology, 6th ed, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2001, pp 1940-1760.
  6. From G. L N. Lawson VG : Solitary Thyroid Nodule : Concept in Diagnosis and treatment in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 411-429.
  7. Harmanek P and Sobin LH TNM Classification of  Malignant Tumour. 4th ed International Union Against Cancer. Springer-Verlag. 1987 pp 33-36 
  8. Masjhur  JS. Protokol pengobatan karsinoma tiroiddenga Iodium radioaktif. Prosiding Endokrinologi Klinik II.  Masjhur JS dan Kariadi SHK ( Eds).  Kelompok Studi Endokrinologi dan Penyakit Metabolik Fak.Kedokteran Universitas Padjadjaran / RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 1995:R1-14 
  9. Sadler  G. P et al, Thyroid and Parathyroid in Schwartz S.I et al :Principles of Surgery  7th  ed, The Mc Graw Hill, St. Louis, 1999, pp.1681-1694.
  10. Strong E.W; Evaluation and Surgical Treatment of Papillary and Follicular Carcinoma in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 565 – 586.
  11. St. Lous J.D et al, Follicular Neoplasm: Dec Role for Observation, Fine Needle Aspiration Biopsy, Thyroid Susppressions and Surgery, Seminars in Surgical Oncology 1999, 16:5-11.
  12. Whine RM Jr, : Thyroid in Myers EM; Head and Neck Oncology Diagnosis, Treatment and Rehabilitation, S ed, Little, Brown and Company Boston/Toronto/Canada, 1991, pp 299-310
  13. Fleming I D, Cooper J S, Henson D E, Hutter R V P,  Kennedy B J, Murphy G P, O’Sullivan B, Sobin L H, Yarbro J W (ed), AJCC Cancer Staging Manual, 5th ed , Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 59-64
  14. Sobin L H & Wittekind Ch (ed), TNM Classification of Malignant Tumours, 6th ed, New York, Wiley-Liss, 2002, 52-56
  15. Fraker D L, Skarulis M, Livolsi V, Thyroid Tumors, in DeVita Jr V T, Hellman S, Rosenberg S A (ed), Cancer Principles & Practice of Oncology, 6th ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 2001, 1740-1762
  16. Schlumberger M, Tubiana M, Chanson P, Schaison G, Canceer of the Endocrine Glands, in Rubin P, Williams J P, Clinical Oncology A Multidisciplinary Approach for Physicians and Students, 8th ed, Philadelphia, W.B. Saunders Company, 2001, 649-764
  17. Collins S L, Thyroid Cancer: Controversies and Etiopathogenesis, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 495-564
  18. Strong E W, Evaluation and Surgical Treatment of Papillary and Follicular Carcinoma, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 565-586
  19. Schlumberger M, Parmentier C, de Vathaire F, Tubiana M, Iodine-131 and External Radiation in the Treatment of Local and Metastatic Thyroid Cancer, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 601-618
  20. Donovan D T, Gager R F, Medullary Thyroid Carcinoma and the Multiple Endocrine Neoplasia Syndromes, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 619-644
  21. Audeh M W, Memsic L, Silberman A, Anaplastic Carcinoma, Lymphoma, Unusual Malignancies, and Chemotherapy for Thyroid Cancer, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 645-656
  22. Weigel R J, Thyroid, in Norton J A, Bollinger R R, Chang A E, Lowry S F, Mulvihill S J, Pass H I, Thompson R W (ed), Surgery: Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer Verlag, 2000, 879-896

LAMPIRAN

1.     Karsinoma tiroid berdiferensiasi buruk adalah KT anaplastik dan medulare
2.     Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik adalah KT papilare dan folikulare
Dibedakan atas kelompok risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES (age, metastatic disease, extrathyroidal extension, size)
Risiko rendah :
a. -  Laki-laki umur < 41 th, wanita < 51 th
    - Tidak ada metastasis jauh
b. - Laki-laki umur > 41 th, wanita > 51 th
    - Tidak ada metastasis jauh
    - Tumor primer masih terbatas didalam tiroid untuk karsinoma 
     papilare atau invasi kapsul yang minimal untuk karsinoma folikulare
     - Ukuran tumor primer < 5 cm
Risiko tinggi :
a.     Semua pasien dengan metastasis jauh
b.     Laki-laki umur < 41th, wanita < 51 th  dengan invasi kapsul yang luas pada karsinoma folikulare
c.     Laki-laki umur > 41 th, wanita >51 th dengan karsinoma papilare invasi ekstra tiroid atau karsinoma folikulare dengan invasi kaspul yang luas dan ukuran tumor primer ≥ 5 cm.
3.     Tiroidektomi totalis artinya semua kel. tiroid diangkat.
4.     Near total thyroidectomy artinya isthmolobektomi dekstra dan lobektomi subtotal sinistra dan sebaliknya, sisa jaringan tiroid masing-masing 1 – 2 gram
5.     Tiroidektomi subtotal bilateral artinya mengangkat sebagian besar tiroid lobus kanan dan sebagian besar lobus kiri sisa jaringan tiroid masing-masing 2 - 4 gram
6.     Isthmolobektomi artinya mengangkat isthmus juga, karena batas isthmus itu “imaginer” melewati pinggir tepi trachea c.l.(kontra lateral)
7.     Lobektomi artinya mengangkat satu lobus saja atau secara rinci :
a.     Lobektomi totalis dekstra atau lobektomi totalis sinistra.
b.     Lobektomi subtotal dekstra artinya mengangkat sebagian besar lobus kanan, sisa 3 gram.
c.     Lobektomi subtotal saja tidak dilakukan sendiri tanpa 7 a.
Catatan : pada pengangkatan kelenjar tiroid yang disebutkan diatas dengan sendirinya bila ada tumor harus diangkat.
Istilah “strumectomy” tidak dipakai karena kemungkinan memberikan pengertian yang salah, seolah-olah hanya benjolan saja yang diangkat.
Istilah “enukleasi” artinya pengangkatan rodulnya saja, dan cara ini tidak dibenarkan pada pembedahan tiroid.
8.     RND (Diseksi leher radikal) Standar
Pengangkatan seluruh jaringan limfoid didaerah leher sisi ybs dengan menyertakan pengangkatan n. ascesorius, v. jugularis ekterna dan interna, m. sternocleidomastoideus dan m.omohyodius dan kelenjar ludah submandibularis dan “tail parotis”
9.     RND modifikasi 1 :   RND dengan mempertahankan n.ascessorius
10. RND modifikasi 2 :   RND dengan mempertahankan n.ascessorius dan v. jugularis interna
11.  RND functional    :     RND dengan mempertahankan n.ascessorius ,v. jugularis interna dan m. sternocleidomastoideus

No comments:

Post a Comment