PROTOKOL PENATALAKSANAAN TUMOR / KANKER TIROID
Tim Perumus Protokol Penatalaksanaan Tumor / Kanker Tiroid
Ketua :
Prof. Pisi Lukitto, dr., SpB(K)Onk,KBD
Anggota :
Prof. Adrie Manoppo, dr., SpB(K)Onk
Azamris, dr., SpB(K)Onk
Dr. Med.
Didid Tjindarbumi, dr., SpB(K)Onk
Djoko
Dlidir, dr., SpB(K)Onk
Dimyati Achmad,
dr., SpB(K)Onk
Prof. John Pieter, dr., SpB(K)Onk
Kunta
Setiadji, dr., SpB(K)Onk
Sonar Soni Panigoro, dr., SpB(K)Onk
Subianto, dr., SpB(K)Onk
Sunarto Reksoprawiro, dr., SpB(K)Onk
Teguh Aryandono, dr., SpB(K)Onk
H. Zafiral
Azdi Albar, dr., SpB(K)Onk

I. Pendahuluan
Tumor/kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak
dijumpai. Berdasarkan dari “Pathological Based Registration” di
Indonesia kanker tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke
sembilan.
Penanganan pertama untuk suatu kanker adalah kesempatan terbaik untuk
pasien mencapai tingkat “kesembuhan” optimal. Demikian pula halnya untuk kanker
tiroid.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam
penatalaksanaan tumor/kanker tiroid sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran, perlu merevisi protokol yang telah ada sehingga dapat
menjadi panduan bersama dan dapat :
·
Menyamakan persepsi
dalam penatalaksanaan tumor/kanker tiroid.
·
Bertukar informasi
dalam bahasa dan istilah yang sama.
·
Menjadi tolok ukur mutu pelayanan
·
Menunjang
pendidikan bedah umum dan pendidikan bedah onkologi
·
Bermanfaat untuk penelitian bersama
II. Klasifikasi Histopatologi dan Sistem TNM
Klasifikasi
Karsinoma Tiroid menurut WHO:
Tumor epitel
maligna
§
Karsinoma folikulare
§
Karsinoma papilare
§
Campuran karsinoma folikulare-papilare
§
Karsinoma anaplastik ( undifferentiated )
§
Karsinoma sel skuamosa
§
Karsinoma Tiroid medulare
Tumor non-epitel
maligna
§
Fibrosarkoma
§
Lain-lain
Tumor maligna
lainnya
§
Sarkoma
§
Limfoma maligna
§
Haemangiothelioma maligna
§
Teratoma maligna
Tumor sekunder dan
unclassified tumors
Rosai
J
membedakan tumor tiroid atas adenoma folikulare, karsinoma papilare, karsinoma
folikulare, “hurthle cell tumors“ , “clear cell tumors“, tumor sel skuamous,
tumor musinus, karsinoma medulare, karsinoma berdiferensiasi buruk dan
“undifferentiated carcinoma “
Untuk
menyederhanakan penatalaksanaan Mc
Kenzie membedakan kanker tiroid atas 4 tipe yaitu : karsinoma papilare,
karsinoma folikulare, karsinoma medulare dan karsinoma anaplastik.
Klasifikasi Klinik TNM Edisi 6 - 2002
T-Tumor Primer
Tx Tumor
primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak
didapat tumor primer
T1. Tumor
dengan ukuran terbesar 2cm atau kurang masih terbatas
pada
tiroid
T2 Tumor
dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih
terbatas pada tiroid
T3 Tumor
dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada
tiroid atau tumor ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid
yang
minimal (misalnya ke otot sternotiroid atau jaringan lunak
peritiroid)
T4a Tumor
telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut :
jaringan lunak subkutan, laring, trakhea, esofagus, n.laringeus recurren
T4b Tumor
menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri karotis
T4a* (karsinoma
anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas pada tiroid#
T4b* (karsinoma
anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi keluar kapsul tiroid$
Catatan :
Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus
diberi tanda (m) (ukuran
terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
*Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated
termasuk T4
#Karsinoma
anaplastik intratiroid – resektabel secara bedah
$Karsinoma
anaplastik ekstra tiroid "irresektabel secara bedah
N Kelenjar Getah Bening Regional
Nx Kelenjar
Getah Bening tidak dapat dinilai
N0 Tidak
didapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1 Terdapat
metastasis ke kelenjar getah bening
N1a Metastasis pada kelenjar getah bening
cervical Level VI
(pretrakheal dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan
Delphian)
N1b Metastasis pada kelenjar getah bening
cervical unilateral, bilateral atau kontralateral atau ke kelenjar getah bening
mediastinal atas/superior
M Metastasis jauh
Mx Metastasis
jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak
terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat
metastasis jauh
Terdapat empat
tipe histopatologi mayor :
- Papillary
carcinoma (termasuk dengan fokus folikular)
- Follicular
carcinoma (termasuk yang disebut dengan Hürthle cell carcinoma)
- Medullary
carcinoma
-
Anaplastic/undifferentiated carcinoma
Stadium klinis
Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare
Umur < 45 th
Stadium
I
Tiap T Tiap N M0
Stadium
II
Tiap T Tiap N M1
Papilare atau Folikulare umur > 45tahun dan Medulare
Stadium I
T1 N0 M0
Stadium II
T2 N0 M0
Stadium
III T3 N0 M0
T1,T2,T3 N1a M0
Stadium IVA
T1,T2,T3 N1b M0
T4a N0,N1 M0
Stadium IVB
T4b Tiap N M0
Stadium IVC
Tiap T Tiap N M1
Anaplastik/Undifferentiated
(Semua kasus stadium IV)
Stadium IVA T4a Tiap N M0
Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC TiapT TiapN M1
III. Prosedur Diagnostik
A. Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik
1. Pengaruh
usia dan jenis kelamin
Risiko
malignansi : apabila nodul
tiroid terdapat pada usia dibawah 20 tahun, dan diatas 50 tahun jenis kelamin
laki-laki mempunyai risiko malignansi lebih tinggi.
2. Pengaruh
radiasi didaerah leher dan kepala
Radiasi pada masa kanak-kanan dapat menyebabkan
malignansi pada tiroid kurang lebih 33 – 37%
3. Kecepatan
tumbuh tumor
§
Nodul jinak
membesar tidak terlalu cepat
§
Nodul ganas membesar dengan cepat
§
Nodul anaplastik membesar sangat cepat
§
Kista dapat membesar dengan cepat
4.
Riwayat gangguan
mekanik di daerah leher.
Keluhan gangguan
menelan, perasaan sesak sesak, perubahan
suara dan nyeri dapat terjadi akibat
desakan dan atau infiltrasi tumor.
5. Riwayat
penyakit serupa pada famili/keluarga.
Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya
malignansi tiroid tipe medulare.
6. Temuan
pada Pemeriksaan Fisik
·
Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter
atau multiple dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras
bergantung kepada jenis patologi anatomi (PA) nya.
·
Perlu diketahui ada
tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.
·
Disamping ini perlu
dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang belakang, klavikula, sternum
dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu di paru-paru, hati, ginjal dan
otak.
B. Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
·
Human thyroglobulin, suatu penanda tumor (“tumor marker”) untuk keganasan tiroid;
jenis yang berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.
·
Pemeriksaan kadar
FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid
·
Kadar calcitonin hanya untuk pasien yang dicurigai
karsinoma meduler.
2. Pemeriksaan radiologis
·
Dilakukan
pemeriksaan foto paru posteroanterior, untuk menilai ada tidaknya metastasis.
Foto polos leher antero-posterior dan lateral dengan metode ”soft tissue technique” dengan posisi
leher hiperekstensi, bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya
mikrokalsifikasi.
·
Esofagogram
dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi ke
esofagus.
·
Pembuatan foto
tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang bersangkutan.
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau
nodul di posterior yang secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu
dapat dipakai untuk membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat
dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi jarum halus.
4. Pemeriksaan sidik tiroid
Pemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap
jodium lebih sedikit dari jaringan tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya maka
disebut nodul hangat (warm nodule)
dan bila afinitasnya lebih maka disebut nodul panas (hot nodule).
Karsinoma
tiroid sebagian besar adalah nodule dingin. Sekitar 10 – 17 % struma dengan
nodule dingin ternyata adalah suatu keganasan.
Bila
akan dilakukan pemeriksaan sidik tiroid maka obat-obatan yang mengganggu penangkapan
jodium oleh tiroid harus dihentikan selama 2 – 4 minggu sebelumnya.
Pemeriksaan
sidik tiroid ini tidak mutlak diperlukan, jika tidak ada fasilitasnya, tidak
usah dikerjakan
5.
Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
Keberhasilan dan
ketepatan pemeriksaan Bajah tergantung dari 2 hal yaitu: Faktor kemampuan
pengambilan sampel dan faktor ketepatan interpretasi oleh seorang sitolog
sehingga angka akurasinya sangat bervariasi.
Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid
anaplastik, medulare dan papilare hampir mendekati 100% tetapi untuk jenis
folikulare hampir tidak dapat dipakai karena gambaran sitologi untuk
adenomatous goiter, adenoma folikuler dan adeno karsinoma folikuler adalah
sama, tergantung dari gambaran invasi ke kapsul dan vaskular yang hanya dapat
dilihat dari gambaran histopatologi.
6. Pemeriksaan Histopatologi
§
Merupakan
pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa setelah dilakukan tindakan
lobektomi atau isthmolobektomi
§
Untuk kasus
inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan biopsi insisi
Secara
klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:
·
Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
·
Riwayat radiasi
daerah leher sewaktu kanak-kanak
·
Disfagia, sesak nafas perubahan suara
·
Nodul soliter,
pertumbuhan cepat, konsistensi keras
·
Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
·
Ada tanda-tanda
metastasis jauh.
IV. Penatalaksanaan Nodul Tiroid
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul
tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna.
Bila nodul tersebut suspek
maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut operabel atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok
parafin. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau
khemoradioterapi.
Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel dilakukan tindakan isthmolobektomi
dan pemeriksaan potong beku (VC ).
Ada 5 kemungkinan
hasil yang didapat :
1.
Lesi jinak.
Maka tindakan operasi
selesai dilanjutkan dengan observasi
2.
Karsinoma papilare.
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah
berdasarkan klasifikasi AMES.
- Bila risiko rendah tindakan operasi selesai
dilanjutkan dengan observasi.
- Bila
risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.
3.
Karsinoma folikulare.
Dilakukan
tindakan tiroidektomi total
4.
Karsinoma medulare.
Dilakukan
tindakan tiroidektomi total
5.
Karsinoma anaplastik.
- Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total.
- Bila tidak memungkinkan, cukup dilakukan tindakan debulking
dilanjutkan dengan radiasi eksterna atau khemoradioterapi.
Bila nodul tiroid
secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biopsi Jarum Halus ).
Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu :
1.
Hasil FNAB suspek
maligna, “foliculare Pattern” dan “Hurthle Cell”.
Dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong
beku
seperti diatas.
2.
Hasil FNAB benigna.
Dilakukan
terapi supresi TSH dengan tablet
Thyrax selama 6 bulan kemudian dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan observasi dan apabila nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah besar
sebaiknya dilakukan tindakan isthmolobektomi
dengan pemeriksaan potong beku seperti diatas.
Bagan Penatalaksanaan Nodul Tiroid
Bagan I
![]() |
Nodul Tiroid
![]() |
|||
![]() |
Klinis
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
Suspek Maligna Suspek
Benigna
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||
![]() |
|||||||||||
Inoperabel Operabel




![]() |
![]() |





![]() |
![]() |
![]() |
|||




Hurthle cell
![]() |
|||
![]() |
|||






6 bulan
![]() |
![]() |
||||||
![]() |
![]() |
||||||


Rendah Tinggi Membesar Mengecil



Perubahan
![]() |
Debulking
![]() |
![]() |
![]() |
|||


![]() |
|||
![]() |
Bila di
pusat pelayanan kesehatan tidak terdapat fasilitas pemeriksaan potong beku maupun maka dilakukan tindakan
lobektomi/isthmolobektomi dengan pemeriksaan blok parafin dan urutan penanganan
nodul tiroid dapat mengikuti bagan dibawah ini.
Bagan Penatalaksanaan Alternatif Nodul Tiroid
Bagan II
![]() |

![]() |
Klinis
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
Suspek Maligna Suspek
Benigna
![]() |
![]() |
||||||
![]() |
![]() |
||||||



Observasi
![]() |
![]() |
||




-Terapi konservatif





Lesi jinak Ganas








![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Papilare
Folikulare Medulare Anaplastik
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||
![]() |
![]() |
||
Risiko Risiko








Radiasi
eksterna
/Khemotherapi
![]() |
|||
![]() |
Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metastasis Regional.
Dipastikan terlebih dahulu
apakah kasus yang dihadapi operabel atau inoperabel. Bila inoperabel tindakan
yang dipilih adalah dengan radioterapi eksterna atau dengan khemoradioterapi
dengan memakai Adriamicin. Dosis 50-60mg/m2 luas permukaan tubuh (
LPT )
Bila kasus tersebut
operabel dilakukan penilaian infiltrasi
kelenjar getah bening terhadap jaringan sekitar.
Bila tidak ada infiltrasi
dilakukan tiroidektomi total( TT)
dan “ Functional RND”
Bila ada infiltrasi pada
n.Ascesorius dilakukan TT + RND standar.
Bila ada infiltrasi pada
vena Jugularis interna tanpa infiltrasi pada n. Ascesorius dilakukan TT + RND
modifikasi 1.
Bila ada infiltrasi hanya
pada m. Sternocleidomastoideus dilakukan TT + RND modifikasi 2.
Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Regional
Bagan III



![]() |
![]() |
Inoperabel Operabel
![]() |
![]() |
||


![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||||
N.Acessorius V.Jugularis M.Sterno Infiltrasi



toideus
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||||
Radioterapi TT + RND TT + RND TT +
RND
TT + RND
Khemoradio Standar Modif. 1 Modif 2
“Functional”
terapi
Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metasasis Jauh
Dibedakan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi
berdiferensiasi baik atau buruk.
Bila berdiferensiasi buruk
dilakukan khemoterapi dengan adriamicin.
Bila berdiferensiasi baik
dilakukan TT + radiasi interna dengan I 131 kemudian dinilai dengan
sidik seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi supresi /
subtitusi.
Syarat untuk melakukan
radiasi interna adalah : tidak boleh ada
jaringan tiroid normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap jaringan
radioaktif. Ablatio jaringan tiroid itu
bisa dilakukan dengan pembedahan atau radio ablatio dengan jaringan radioaktif
.
Bila respon (-) diberikan
khemoterapi adriamicin.
Pada lesi metastasisnya,
bila operabel dilakukan eksisi luas.
Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Jauh
Bagan IV
![]() |


![]() |
![]() |
Diferensiasi Buruk Diferensiasi
Baik
![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
TT +
Radiasi interna
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |

![]() |

Terapi supresi
&
substitusi
V. Follow up
A. Karsinoma Tiroid
Berdiferensiasi Baik
Empat
minggu setelah tindakan TT dilakukan pemeriksaan sidik seluruh tubuh.
- Bila masih ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan ablasio dengan I131 kemudian dilanjutkan dengan terapi substitusi /supresi dengan Thyrax sampai kadar TSHs ≤ 0,1
- Bila tidak ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan terapi substitusi/supresi.
Setelah
6 bulan terapi
substitusi / supresi dilakukan
pemeriksaan sidik seluruh
tubuh dengan terlebih
dahulu menghentikan terapi substitusi
selama 4 minggu
sebelum pemeriksaan.
- Bila terdapat metastasis jauh, dilakukan radiasi interna I131 dilanjutkan terapi substitusi/supresi.
- Bila tidak ada metastasis terapi substistusi /supresi dilanjutkan dan pemeriksaan sidik seluruh tubuh diulang setiap tahun selama 2 -3 tahun dan bila 2 tahun berturut –turut hasilnya tetap negatif maka evaluasi cukup dilakukan 3-5 tahun sekali.
Dalam follow up KT
diferensiasi baik, pemeriksaan kadar human tiroglobulin dapat dipakai sebagai
petanda tumor untuk mendeteksi kemungkinan adanya residif tumor.
Bagan Follow Up Kanker Tiroid Berdiferensiasi baik
Bagan V
![]() |
Tiroidektomi Total
![]() |
4 minggu
Sidik tiroid
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
Sisa jaringan tiroid (+) Sisa
jaringan tiroid (-)


![]() |
![]() |
![]() |
|||







Sidik seluruh tubuh
![]() |
|||||
![]() |
![]() |


B. Karsinoma Tiroid Jenis
Medulare
Tiga bulan setelah tindakan tiroidektomi total atau tiroidektomi total
+ diseksi leher sentral, dilakukan pemeriksaan kalsitonin.
- Bila kadar kalsitonin rendah atau 0 ng/ml dilanjutkan dengan observasi,
- Bila kadar kalsitonin ≥ 10 ng/ml dilakukan pemeriksaan CT scan, MRI untuk mencari rekurensi lokal atau dilakukan SVC ( Selecture Versus Catheterition ) pada tempat-tempat yang dicurigai metastasis jauh yaitu paru-paru dan hati.
Ada 3 rangkaian
yang diteruskan :
- Tidak didapatkan tanda-tanda residif, maka cukup di observasi untuk 3 bulan kemudian diperkirakan kadar kalsitenin
- Terdapat residif lokal, maka harus dilakukan re eksisi
- Terdapat metastasis jauh harus dinilai apakah operabel atau inoperabel. Bila operabel dilakukan eksisi, bila inoperbel tindakan yang dilanjutkan hanya paliatif
Bagan Follow Up Karsinoma Tiroid Jenis
Medulare
Bagan VI
![]() |
Tiroidektomi Total
![]() |
3 bulan pasca operasi periksa



![]() |
![]() |
||
Kadar Kalsitonin Rendah / 0 Kadar Kalsitonin ≥ 10 ng/ml
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |


![]() |
Residif
Lokal (-) Residif Lokal (+) Metastasis
Jauh
![]() |
![]() |
||



Re Eksisi Operabel
Inoperabel
![]() |
![]() |
Eksisi
Paliatif
KEPUSTAKAAN
- Burch H.B, Evaluation and Management of The Solid Thyroid Nodule, in Burman K.D; Endocrinology and Metabolism Clinics of North America 1995, 24: 4 pp 663 – 710
- Cady B, Rossi RL., Differentiaded Carcinoma of Thyroid Gland in. Cady B., Surgery of The Thyroid and Parathyroid Blands, 3rd ed, with Saunders Philadelphia, 1991, pp 139-151.
- Collin SL. Thyroid Cancer: Controversies and Etiopathogenesis in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 495 – 564.
- Donovan DT, Gabel R.F. Medullary Thyroid Carcinoma and The Multiple Endocrine Neoplasia Syndrome in Falk SA Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1977, 619-644
- Fraker D.L, Skarulis M., Livolsi V, Thyroid Tumors in De vita Jr. V.T., Hellen S. Rosenberg SA; Cancer Principles Practise of Oncology, 6th ed, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2001, pp 1940-1760.
- From G. L N. Lawson VG : Solitary Thyroid Nodule : Concept in Diagnosis and treatment in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 411-429.
- Harmanek P and Sobin LH TNM Classification of Malignant Tumour. 4th ed International Union Against Cancer. Springer-Verlag. 1987 pp 33-36
- Masjhur JS. Protokol pengobatan karsinoma tiroiddenga Iodium radioaktif. Prosiding Endokrinologi Klinik II. Masjhur JS dan Kariadi SHK ( Eds). Kelompok Studi Endokrinologi dan Penyakit Metabolik Fak.Kedokteran Universitas Padjadjaran / RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 1995:R1-14
- Sadler G. P et al, Thyroid and Parathyroid in Schwartz S.I et al :Principles of Surgery 7th ed, The Mc Graw Hill, St. Louis, 1999, pp.1681-1694.
- Strong E.W; Evaluation and Surgical Treatment of Papillary and Follicular Carcinoma in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 565 – 586.
- St. Lous J.D et al, Follicular Neoplasm: Dec Role for Observation, Fine Needle Aspiration Biopsy, Thyroid Susppressions and Surgery, Seminars in Surgical Oncology 1999, 16:5-11.
- Whine RM Jr, : Thyroid in Myers EM; Head and Neck Oncology Diagnosis, Treatment and Rehabilitation, S ed, Little, Brown and Company Boston/Toronto/Canada, 1991, pp 299-310
- Fleming I D, Cooper J S, Henson D E, Hutter R V P, Kennedy B J, Murphy G P, O’Sullivan B, Sobin L H, Yarbro J W (ed), AJCC Cancer Staging Manual, 5th ed , Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 59-64
- Sobin L H & Wittekind Ch (ed), TNM Classification of Malignant Tumours, 6th ed, New York, Wiley-Liss, 2002, 52-56
- Fraker D L, Skarulis M, Livolsi V, Thyroid Tumors, in DeVita Jr V T, Hellman S, Rosenberg S A (ed), Cancer Principles & Practice of Oncology, 6th ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 2001, 1740-1762
- Schlumberger M, Tubiana M, Chanson P, Schaison G, Canceer of the Endocrine Glands, in Rubin P, Williams J P, Clinical Oncology A Multidisciplinary Approach for Physicians and Students, 8th ed, Philadelphia, W.B. Saunders Company, 2001, 649-764
- Collins S L, Thyroid Cancer: Controversies and Etiopathogenesis, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 495-564
- Strong E W, Evaluation and Surgical Treatment of Papillary and Follicular Carcinoma, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 565-586
- Schlumberger M, Parmentier C, de Vathaire F, Tubiana M, Iodine-131 and External Radiation in the Treatment of Local and Metastatic Thyroid Cancer, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 601-618
- Donovan D T, Gager R F, Medullary Thyroid Carcinoma and the Multiple Endocrine Neoplasia Syndromes, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 619-644
- Audeh M W, Memsic L, Silberman A, Anaplastic Carcinoma, Lymphoma, Unusual Malignancies, and Chemotherapy for Thyroid Cancer, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 645-656
- Weigel R J, Thyroid, in Norton J A, Bollinger R R, Chang A E, Lowry S F, Mulvihill S J, Pass H I, Thompson R W (ed), Surgery: Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer Verlag, 2000, 879-896
LAMPIRAN
1. Karsinoma tiroid berdiferensiasi buruk adalah KT
anaplastik dan medulare
2. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik adalah KT
papilare dan folikulare
Dibedakan atas kelompok risiko tinggi dan risiko
rendah berdasarkan klasifikasi AMES (age, metastatic disease, extrathyroidal
extension, size)
Risiko rendah :
a. -
Laki-laki umur < 41 th, wanita < 51 th
- Tidak ada metastasis jauh
b. -
Laki-laki umur > 41 th, wanita > 51 th
- Tidak ada metastasis jauh
- Tumor primer masih terbatas didalam
tiroid untuk karsinoma
papilare atau invasi kapsul yang minimal
untuk karsinoma folikulare
- Ukuran tumor
primer < 5 cm
Risiko tinggi :
a.
Semua pasien dengan metastasis jauh
b.
Laki-laki umur < 41th, wanita < 51 th dengan invasi kapsul yang luas pada karsinoma
folikulare
c.
Laki-laki umur > 41 th, wanita >51 th dengan
karsinoma papilare invasi ekstra tiroid atau karsinoma folikulare dengan invasi
kaspul yang luas dan ukuran tumor primer ≥ 5 cm.
3. Tiroidektomi totalis artinya semua kel. tiroid
diangkat.
4.
Near total thyroidectomy artinya isthmolobektomi
dekstra dan lobektomi subtotal sinistra dan sebaliknya, sisa jaringan tiroid
masing-masing 1 – 2 gram
5. Tiroidektomi subtotal bilateral artinya mengangkat
sebagian besar tiroid lobus kanan dan sebagian besar lobus kiri sisa jaringan
tiroid masing-masing 2 - 4 gram
6. Isthmolobektomi artinya mengangkat isthmus juga,
karena batas isthmus itu “imaginer” melewati pinggir tepi trachea c.l.(kontra
lateral)
7. Lobektomi artinya mengangkat satu lobus saja atau
secara rinci :
a. Lobektomi totalis dekstra atau lobektomi totalis
sinistra.
b. Lobektomi subtotal dekstra artinya mengangkat
sebagian besar lobus kanan, sisa 3 gram.
c.
Lobektomi subtotal saja tidak dilakukan sendiri tanpa
7 a.
Catatan : pada pengangkatan kelenjar tiroid yang
disebutkan diatas dengan sendirinya bila ada tumor harus diangkat.
Istilah “strumectomy” tidak dipakai karena
kemungkinan memberikan pengertian yang salah, seolah-olah hanya benjolan saja
yang diangkat.
Istilah “enukleasi” artinya pengangkatan rodulnya
saja, dan cara ini tidak dibenarkan pada pembedahan tiroid.
8.
RND (Diseksi leher radikal) Standar
Pengangkatan
seluruh jaringan limfoid didaerah leher sisi ybs dengan menyertakan
pengangkatan n. ascesorius, v. jugularis ekterna dan interna, m.
sternocleidomastoideus dan m.omohyodius dan kelenjar ludah submandibularis dan
“tail parotis”
9.
RND modifikasi 1 :
RND dengan mempertahankan n.ascessorius
10. RND
modifikasi 2 : RND dengan
mempertahankan n.ascessorius dan v. jugularis interna
11.
RND functional :
RND dengan mempertahankan n.ascessorius ,v. jugularis interna dan m.
sternocleidomastoideus
No comments:
Post a Comment